extrapart O1

17.6K 237 4
                                    

Resta tengah menyusui bayinya yang kira-kira berusia sepuluh hari itu. Sejujurnya, Resta masih sangat takut untuk menggendong bayinya sendiri. Tapi, karena dia sudah belajar dari lama akhirnya dia berani saja.

Bayi mereka berkelamin laki-laki. Tampan seperti Kalingga, dan wajahnya sedikit mirip dengan Resta yang memiliki mata tajam.

Lucu sekali.

"NUNAAA!!!!!"

"OEKKKKKK OEKKKK,"

Tangisan bayi yang baru saja terlelap langsung terdengar nyaring ketika Kalingga datang dengan menyerukan kakaknya itu.

Resta melotot menatap Kalingga yang meringis tanpa dosa di tengah pintu kamarnya.

"Udah kakak bilang jangan teriak, masih aja teriak!" tegur Resta.

"Maaf, nggak tau kalau dedek lagi tidur." cicitnya mendadak menciut.

Resta menghela napas, mana mungkin dia memarahi Kalingga? "Sini duduk." ucapnya.

Kalingga langsung sumringah, pria itu naik ke kasur dan memperhatikan bayinya yang kembali menyusu pada Resta dengan semangat.

"Nuna, aku juga mau dong." Kalingga menunjuk ke arah payudara Resta.

DUK!

"ADUH! KOK DIGEPLAK???!"

"Kamu udah punya bayi ya, masih aja." kesal Resta.

Kalingga memanyunkan bibirnya.

Kalau kalian berpikir Kalingga akan berubah tidak manja setelah Resta hamil dan melahirkan. Tidak, kalian salah besar. Nyatanya pria yang kini sudah menjabat menjadi ayah itu masih saja manja dengan Resta.

Apalagi sewaktu Resta hamil, dia sama sekali tidak mau ditinggal Resta meskipun hanya ke warung depan sebentar saja.

Harusnya sih Resta yang seperti itu, tapi ini malah sebaliknya.

Perjuangan Resta untuk mempertahankan bayinya sangat besar. Karena dia selalu saja stres apalagi waktu itu dia hampir sidang dan hamil muda. Hampir saja Resta keguguran, untungnya itu masih bisa diselamatkan.

Wisuda pun, Resta hanya datang sebentar karena ayah dan bunda ngomel. Dia takut kalau kandungan Resta akan kenapa-napa lagi nantinya. Meskipun, Resta bilang kalau waktu itu sudah cukup kuat.

"Dia bisa ngenalin kalau aku appa nya nggak ya kak?" gumam Kalingga menatap bayinya itu berbinar-binar.

"Ya belum lah, dia aja masih belum bisa lihat. Mana bisa ngenalin kamu." decak Resta.

"HAH?! BAYI KITA B-BUTA???!" pekik Kalingga terkejut.

"OEKKKK OEKKKK,"

Tangisan kembali terdengar karena Kalingga memekik lumayan kencang di samping bayinya. Resta kembali menarik napas panjang, bisakah Kalingga tidak membuat anaknya menangis barang sehari? Resta pusing.

"Cup cupp, anak appa kaget. Huhuu maaf," Kalingga menepuk-nepuk pantat bayinya dengan lembut.

Bayi itu kembali tertidur dengan menyedot nipple Resta. Licik sekali, Kalingga bisa menangkap bayinya dengan menepuk-nepuk saja. Padahal Resta ingin Kalingga kewalahan.

"Kamu nggak pernah baca buku ya? Mata bayi nggak langsung bisa lihat. Harus nunggu 40-50 hari dulu." jelas Resta.

"Oooo, gituu.. aku kira.."

"Dasar."

"Tapi tapi dia tetep ngenalin kita kan kak?"

"Iya lah, kan kita orang tuanya." Mendadak pipi Resta bersemu ketika mengatakan kata terakhir.

Obsessed with My Older Sister ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang