OWMOS⏤35

12K 214 17
                                    

"Menikah???!!!"

"B-bunda????!"

Kalingga yang mendengar suara bundanya langsung bangun dari posisi tidurnya secepat mungkin. Sedangkan Resta, dia sudah was-was karena bunda mendengar ucapan Kalingga.

"Nggak waras kamu??!" seru bunda.

Resta hanya diam. Dia juga bingung mau bicara kaya gimana lagi.

"Kalingga, kamu nggak waras???!" seru bunda kali ini nadanya terdengar lebih naik dari sebelumnya.

"B-bunda denger Kalingga dulu. Bund⏤"

"Ternyata bener kecurigaan bunda selama ini? Kamu emang udah kelewat batas sama kakak kamu." potong bunda, nada bicaranya terdengar marah.

"Kakak. Kamu juga kenapa biarin adek kamu gitu aja." kini gantian bunda menatap Resta dengan sengit.

Resta hanya menunduk dalam, mau menjawab pun bingung.

"Kalian ini adek kakak, astaga bunda nggak habis pikir. Kalingga, dia kakak kamu. Apa kamu nggak bisa cari perempuan lain, ha???!!!!" bunda menumpahkan segala emosinya.

Bahkan, Resta sudah mencoba untuk menyadarkan adiknya itu beberapa kali. Tapi, Kalingga tetap ingin melakukannya dan memaksa dirinya untuk cinta juga kepada Kalingga.

Resta tidak tahu harus bagaimana sekarang. Bunda terlihat marah besar.

Jelas saja bunda marah, orang tua mana yang tidak marah ketika anaknya saling mencintai. Ini sungguh kelewat batas wajar dan sangat melenceng.

"B-bunda jangan marahin kakak." cicit Kalingga.

Bunda tertawa miris. "Kamu ini beneran udah gila ya??? Bunda beneran kecewa sama kamu. Hapus perasaan kamu. Jangan coba-coba buat kelewat batas lagi. Bunda nggak akan tinggal diam jika bunda lihat kamu kaya gini lagi."

"Bunda.. apa aku sebegitu salahnya? Apa aku nggak boleh ngerasain cinta? Kenapa semua orang pengen aku stop cinta dan hapus perasaan aku. Kak Resta, Bunda, temen-temen kakak. Bun, aku juga pengen kaya orang-orang!" hardik Kalingga.

Bunda mencoba memahami ucapan Kalingga barusan. Jadi, Resta berusaha untuk menghentikan Kalingga. Dan teman-teman Resta juga berpikiran yang sama dengannya? Ya Tuhan, memang dosa apa yang mereka lakukan sampai harus seperti ini.

"Bunda nggak berhak atur kebahagiaan aku. Aku sayang kakak." Kalingga menggenggam tangan kakaknya.

"KALINGGA!"

"Kenapa aku nggak boleh kalau orang-orang boleh, bun? Kenapa?" Kalingga menggenggam tangan kakaknya erat-erat.

Resta tidak bisa melepaskan genggaman tangan itu, gadis itu tertunduk dalam. Dia sadar kalau yang dia dan Kalingga lakukan selama ini adalah kesalahan besar.

Resta ingin mengakhiri ini, tapi kenapa rasanya sulit sekali.

"Kamu sadar nggak sih?! Saudara nggak boleh saling mencintai satu sama lain. Kamu ini adiknya Resta! Resta itu kakak kamu!!!" marah bunda.

Wanita itu sudah hampir kehilangan keseimbangannya. Menghadapi Kalingga sepertinya bukan cara yang tepat karena akan menguras habis tenaganya.

"Tapi aku cuma mau kakak!" balas Kalingga semakin sengit.

"Kal, udah." Resta akhirnya membuka suara.

"Kenapa? Kakak juga mau ngomong kaya bunda? Dari awal, kakak emang nggak cinta sama aku. Tapi, anehnya aku nggak bisa berhenti cinta sama kakak. Kenapa dunia curang sama aku?!!!" Kalingga menatap Resta, matanya merah menahan tangis. Genggaman di tangan Resta semakin mengerat.

Obsessed with My Older Sister ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang