Malam ini, entah berapa banyak alkhohol yang Kalingga minum sampai cowok itu hampir tidak sadarkan diri. Hampir saja Kalingga dibawa tante-tante mesum kalau saja Akbar tidak cepat tanggap.
Mereka kembali ke kelab seperti biasanya, itung-itung juga Akbar melepaskan beban setelah pusing dengan materi kuliah.
Beberapa hari setelah Kalingga bertemu dengan kakaknya waktu itu, kini setiap kali Kalingga ke kelab, cowok itu pasti minum sampai beberapa botol. Alhasil dirinya tepar seperti sekarang.
Untungnya, ya untungnya. Akbar tidak memanfaatkan tubuh Kalingga dan wajah temannya itu untuk ia jual. Mayan juga kan Akbar dapat uang jajan bisa buat bayar kuliah satu semester.
Kalau Akbar jahat, bisa saja cowok itu melemparkan Kalingga kepada om-om pencari jodoh atau tante-tante kaya raya disana. Banyak juga sih yang minat dengan Kalingga soalnya.
"Nunaa??? Hehehehe aku pulang.." racaunya.
Akbar mendesah frustasi, kenapa Kalingga tidak bisa diam dan terus berkeliaran dikursinya. Akbar tidak terlalu mengurusi tentang Kalingga yang mencintai kakaknya. Dia memilih untuk mengabaikannya meskipun jalan Kalingga salah. Tapi, ya bagaimana lagi?
"Nuna nggak kangen?? Jahat bangett. Aku kangen berattttt. Ayo tidur bareng seharian!" Cowok itu terkikik geli.
Akbar semakin melajukan mobilnya berharap cepat sampai rumah Kalingga.
Mobil Akbar sudah memasuki pekarangan rumah Kalingga yang lumayan mewah itu. Motor Kalingga? Akbar tinggal tidak lebih tepatnya Akbar titipan pada seseorang disana.
Dengan susah payah Akbar menggiring tubuh Kalingga yang super duper berat itu masuk ke rumah.
Akbar menekan bel yang ada disana. Semoga saja orang tua Kalingga belum tidur dan masih terjaga. Ini sudah pukul 12 malam. Dan yah, Akbar sedikit ragu. Tapi, keraguannya hilang ketika sebuah kunci terdengar memutar dari dalam sana.
Pintu terbuka lebar. Bunda menyambut mereka dengan ayah dibelakangnya.
"Astaga, nak Akbar. Kalingga??" Bunda langsung mengambil tangan anaknya itu dari bahu Akbar.
Kalingga mendusel bunda. "Nunaa ganti parfum?" racaunya.
"Saya nggak tahu Kalingga minum berapa botol. Pas saya balik dari toilet udah tepar kaya gitu, om tan." jelas Akbar.
"Terima kasih nak, Kalingga pasti sering nyusahin kamu." balas ayah.
"Nggak papa lah om. Oh iya, motornya suruh aja Kalingga ambil di depan indomei deket sana. Saya titipin ke temen saya." ucap cowok itu.
"Terima kasih sekali lagi, nak. Nanti kami sampaikan ke Kalingga." kini bunda yang menjawab.
Kalingga masih bergelendot manja di pelukan bundanya. Cowok itu mengendus-endus wangi bunda yang berbeda dengan kakaknya.
"Kalau begitu saya pamit, om tan. Permisi."
Setelah Akbar menghilang dari pandangan mereka. Bunda menuntun Kalingga untuk merebahkannya di sofa. Hampir saja bunda ditarik oleh Kalingga kalau ayah tidak menarik bunda dari belakang.
"Katanya mau pelukan sampai besok. Nuna bohong lagiiii," nada sedih Kalingga terdengar.
Bunda menghela napas, begitu juga dengan ayah. Ini bukan pertama kali Kalingga seperti ini dan menganggap bunda sebagai kakaknya.
"Yah? Gimana sama Kalingga?" lirih bunda. Merasa prihatin dengan kondisi putranya yang kian hari kian menjadi.
"Makin kesini, Kalingga semakin liar dan nakal. Apa kita kurung aja Kalingga dikamar?" lanjut bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed with My Older Sister ✔️
Novela Juvenil🔞🔞🔞🔞 "Nunaa nunaa~ mau nenen~" "Kan, ngerengek lagi kaya bocil." "Nenenn duluuu~~ nunaaa! Aku mau nenen." _____________________ start : 3 Mei 2023 end : 23 Mei 2023 _____________________ #3 teenfiction 080523 #2 newadult 300523 #1 ceritaremaj...