13. (Bukan) Pria Egois.

3.5K 410 62
                                    

Kita ketemu lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita ketemu lagi. Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen ya. Boleh juga share cerita ini ke temen kalian kalau suka dan jika berkenan silakan follow akunku.

Terima kasih dan selamat membaca.

__________________

Sudah satu jam Migel duduk diam di kursi kerjanya. Lembaran kertas hasil coretan desain lingerie berserakan di atas meja, sedangkan sorot mata yang sejak tadi tertuju pada satu gambar tidak benar-benar memperhatikan benda tersebut.

Tangannya kini beralih mengetuk-ngetuk alas meja berbahan kaca, lalu tubuhnya mulai bersandar nyaman pada kursi putar sementara pandangannya mulai dimanjakan langit sore yang cerah dari balik jendela kaca.

Sambil menikmati posisi itu, kepala Migel terus dijejali prasangka buruk tentang perubahan sikap suaminya. Sejak pulang tiga hari yang lalu, tepatnya setelah kejadian di bawah tangga yang sedikit memalukan itu, sikap Ozge terasa berubah. Mereka masih meluangkan waktu untuk sarapan bersama, tapi tidak ada lagi obrolan santai yang terjadi di antara mereka. Gerak tubuh Ozge begitu kentara tidak nyaman saat duduk berhadapan dengannya, sedangkan mata pria itu terus menghindar saat berserobok dengan tatapannya.

Itu terasa aneh bagi Migel. Selama dua bulan ini, ia pikir sudah mengenal sifat asli Ozge yang tidak cerewet dan banyak menuntut. Pria itu terlampau tenang dan memang sulit ditebak. Jadi, apa sekarang ini adalah sikap aslinya yang tiba-tiba saja berubah tanpa alasan. Atau mungkin, karena ia memperpanjang waktu liburannya hingga Ozge merasa jengkel sendirian?

Tapi, bukankah Migel sudah meminta izin sebelum pergi ke Paris dan sepertinya Ozge terdengar baik-baik saja mendengar itu meskipun awalnya sedikit terkejut. Lagi pula ia menepati janji dengan mengirim kabar tentang dirinya bahkan memberi tahu jadwal hariannya saat di Las Vegas dan di Paris.

Jadi, kenapa?

"Migel?"

Terkesiap dari lamunan yang sejak tiga hari ini membuat otaknya bekerja keras menebak alasan diamnya Ozge, Migel menoleh mendapati Kinar dengan setelan jas kasual berdiri di ambang pintu kantornya.

"Ada tamu."

Sebelah alis Migel terangkat skeptis. "Tidak ada jadwal bertemu customer hari ini," jawabnya kembali melihat lembaran kertas yang sejak tadi ia abaikan.

"Dia bukan customer." Kinar masih berdiri di sana, kali ini dengan tangan yang terlipat ke dada. "Dia adik iparmu."

Atensi Migel kembali teralihkan. "Annara?" tanyanya sambil bangun dari kursi.

"Entah. Aku tidak bertanya namanya, tapi ia langsung memberi tahuku kalau dia adik Ozge."

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Migel langsung beranjak keluar dari ruangannya. Berjalan santai menuruni tangga sebelum melihat gadis remaja dengan sweater rajut dan rok berbahan jin sebatas lutut duduk manis di sofa tunggu.

Let's Fall In Love!✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang