25. Kemajuan Yang Bagus.

3.5K 390 50
                                    

Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya, ya. Boleh juga share cerita ini ke temen kalian kalau suka dan jika berkenan silakan follow akunku.

Terima kasih dan selamat membaca.

__________________

Bukan hanya Ozge yang meringis tipis, Migel pun melakukan hal yang sama setelah hasil dari ide ajaib yang muncul di kepalanya sudah terlihat di depan mata. Sambil melirik Ozge yang baru saja berdeham, ia melipat tangan di bawah dada sebelum menarik napas pelan.

"Tempat tidurku seperti tersesat dalam hutan kegelapan, ya?"

Migel tidak menduga balasan dari celotehnya adalah kekehan geli Ozge yang sekarang memilih duduk di pinggir kasur. Tadi sore ia yang merasa kasihan melihat Ozge sudah tiga malam tidur di sofa, mencetuskan ide untuk membawa tempat tidurnya ke kamar itu dan hal tersebut tidak banyak diprotes Ozge.

Meskipun kamar Ozge yang luas masih bisa dimasuki tiga tempat tidur lagi, tapi bukan itu masalahnya melainkan warna abu-abu dan hitam yang begitu dominan di sana membuat tempat tidur Migel yang berwarna lilac dengan seprei merah muda bermotif bunga daisy seperti tersesat di lembah kegelapan.

Setelah puas menatap tempat tidur yang baru saja tertata rapi, Migel mulai berjalan menuju tempat itu. Duduk di sana tanpa memedulikan pahanya yang nyaris terlihat semua saat ia melipat kedua kaki di atas kasur. Saat ini Migel memang memilih setelan lingerie berbahan satin yang ia buat sendiri dengan memadukan celana pendek dan tank top bertali spaghetti.

"Boleh aku ganti gorden di kamarmu dengan warna biru muda? Mungkin tempat tidurku tidak begitu terintimidasi jika ada warna lain di sini."

Ozge membersit senyum tipis. "Ya, terserah jika itu lebih baik," balasnya sambil naik ke tempat tidur yang sekarang bersisian dengan milik Migel. Jika dibandingkan, sepertinya tempat tidur wanita itu lebih besar dari punyanya.

"Jadi, besok kamu mulai bekerja?" Masih dalam posisi bersila sambil meletakkan bantal di atas pangkuan, Migel mulai mengajak pria yang sudah berbaring nyaman untuk mengobrol santai.

Ozge melirik ke arah Migel sebentar sebelum kembali menatap langit-langit kamar. "Oh, aku lupa memberi tahu. Besok Mama mengundang kita makan siang bersama di rumahnya. Mungkin lusa aku baru mulai bekerja."

"Kapan Mama mengabarimu tentang itu?"

"Sore tadi ditelepon," jawab Ozge dan merasa lega saat Migel mulai berbaring sambil menutupi setengah tubuh dengan selimut. Kini ia mulai menatap Migel sepenuhnya. "Kenapa? Kamu ada pekerjaan? Jika iya aku bisa mengabari Mama untuk membatalkan acaranya. Atau mungkin kamu ada pesanan di butik?"

Migel menggeleng samar. Ikut memiringkan tubuh menghadap suaminya yang kini mengenakan sebelah tangan sebagai bantalan.

"Kalau begitu besok kita ke rumah Mama."

Let's Fall In Love!✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang