28. Dream Come True?

3.6K 382 66
                                    

Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya, ya. Boleh juga share cerita ini ke temen kalian kalau suka dan jika berkenan silakan follow akunku.

Terima kasih dan selamat membaca.

__________________________

"Ozge, kenalkan ini Raka. Sahabatku saat kuliah." Migel menoleh pada pria yang sudah berdiri di sampingnya. "Dan Raka, kenalkan ini Ozge suamiku."

Berhasil menghampiri Migel dengan perasaan cemburu juga dada yang sedikit berdebar, Ozge mengangguk kecil sambil membalas jabatan tangan yang lebih dulu disodorkan pria di depannya.

Merasa tidak nyaman mengobrol di pinggir jalan, Migel membawa dua pria itu ke kafe. Sebelum itu ia bertanya lebih dulu pada Ozge, apa pria itu masih punya waktu untuk berbincang sebentar dengan sahabat lamanya mengingat Ozge memiliki pertemuan di kantor. Lantas saat pria itu mengangguk sambil tersenyum menatapnya, Migel membawa mereka ke tempat yang ada di sebelah minimarket.

"Jadi, dia korbanmu?"

Ozge mengernyit mendengar ucapan pria yang dikenalnya sebagai Raka. "Korban? Maksudnya?"

"Jangan dengarkan omong kosongnya, Ozge!" balas Migel sambil memutar bola mata malas.

Raka Dirawan, pria yang mengenal Migel sejak masuk kuliah itu hanya membersit geli saja. "Beberapa bulan lalu saat Migel akan dijodokan, dia datang padaku. Menyuruhku bersandiwara di depan ayahnya kalau aku adalah kekasihnya. Aku sebenarnya setuju—"

"Karena aku menawarkan uang!" Migel menyela ketus.

"Itu tepat sekali, tapi sebelum rencananya terlaksana orang suruhan ayahmu membuatku dipecat dari perusahaan tempatku bekerja." Raka berujar santai sambil menikmati keterkejutan Migel.

"Jadi, itu alasannya kamu tidak bisa dihubungi?"

Setelah menyambar minuman dan menenggaknya sedikit, Raka mengangguk tipis. "Ayahmu benar-benar licik, Migel. Dia juga mengganggu adikku yang bekerja sebagai guru di taman kanak-kanak. Akhirnya aku memilih menghilang dari kehidupanmu karena tidak ingin mendapat masalah lain."

"Ah, begitu rupanya. Aku pikir ada apa." Migel berujar dengan perasaan bersalah. "Sekarang kamu masih menganggur?"

Raka menggeleng samar. "Kakakmu mendatangiku satu bulan setelah pernikahanmu. Dia menawarkanku pekerjaan di salah satu perusahaan asuransi. Aku langsung menyetujuinya meskipun dia juga memperingati aku agar tidak menemuimu."

"Lalu bagaimana adikmu?"

"Dia juga kembali mengajar, tapi di sekolah dasar di dekat tempatku tinggal." Raka menoleh pada Ozge yang fokus mendengarkan ceritanya. "Jadi, kamu pria yang dijodohkan dengan gadis bar-bar ini?"

Ozge mengangguk. "Aku tidak menganggapnya seperti itu."

"Jika tidak bar-bar mungkin tepatnya sedikit gila," sindir Raka sambil tertawa mendengar decihan Migel.

Let's Fall In Love!✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang