Oke!
Sudah siap? Tarik napas dulu sebentar.
Kencangkan sabuk pengamannya, kita naik wahana ini sama-sama. Jangan khawatir, ini tidak akan selamanya. Selamat membaca dan tetap dukung kisah mereka, ya.
__________________
Melipat tangan di depan dada sembari membebankan bobot tubuh pada kusen pintu, Riza masih memilih diam menonton kemalangan pria yang saat ini sedang berjongkok di depan wastafel dan memuntahkan apa pun yang ada dalam perutnya.
Riza pernah mendengar gejala morning sickness yang dialami para wanita hamil sangatlah menyiksa, tapi ia tidak pernah melihat secara langsung bagaimana menyiksanya proses tumbuh kembang janin dalam rahim seseorang. Namun, melihat Ozge tiap pagi berlari ke kamar mandi, memuntahkan apa saja di sana, membuat Riza berpikir mungkin seperti inilah gambaran wanita hamil di trimester pertama.
Dan sebenarnya, Riza merasa kasihan melihat kondisi Ozge yang makin hari malah makin memburuk.
"Sudah?"
Masih mengatur napas setelah membersihkan mulut dan wajah, Ozge mengangguk sebelum bersandar lemas pada tembok kamar mandi.
"Kadang kupikir, lebih baik mendapat penyakit yang divonis dokter kalau hidupku hanya tersisa tiga bulan lagi."
Riza mendengkus. "Manusia yang waras tidak akan meminta penyakit apa pun," balasnya lalu bergerak mengambil handuk kecil dalam lemari penyimpanan dan memberikan itu pada Ozge. "Kamu tahu, Ozge? Dulu saat kuliah aku mendengar salah satu dosenku mengatakan kalau menghadapi seseorang yang sedang patah hati sama sulitnya dengan menghadapi orang yang sedang krisis kepercayaan diri sepertimu sekarang.
Dan sekarang aku menghadapi dua kasus sekaligus, ini benar-benar menyedihkan juga menyulitkan. Rasanya tidak ada yang bisa mendorongmu bergerak kalau kamu sendiri ingin tetap berjalan di tempat."
"Aku tidak ingin bergerak karena saat melakukannya, aku akan memberi harapan pada seseorang dan menjanjikan 90% kekecewaan."
"Kenapa tidak percaya dengan yang 10% itu?" Riza keluar dari area kamar mandi saat Ozge melakukan hal yang sama. "Kamu tahu, para ahli bedah di rumah sakit kadang menang dalam ruang operasi dengan modal 10%. Terkadang bukan ada di berapa persen kamu bisa bertahan, tapi keajaiban dan kemauan yang membantumu keluar dari situasi sulit."
Sayangnya, motivasi yang terus Riza gaungkan setiap hari tidak memantik sedikit pun rasa percaya diri Ozge. Pria itu terlihat pasrah dengan keadaan malangnya.
"Tuan?"
Ozge yang baru saja mendaratkan bokong di pinggir tempat tidur refleks menoleh, hal yang sama juga dilakukan Riza yang memilih duduk sofa untuk mengamatinya.
"Tuan, Nyonya sebentar lagi sampai." Mbak Lila kembali berseru setelah mendapat atensi dari pria yang sudah seminggu membawanya ke villa besar milik keluarga Muiz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Fall In Love!✔️
Chick-Lit(Cerita ini masuk readinglist pilihan @wattpadRomanceID untuk edisi bulan Juni dalam kategori Bittersweet Of Marriege) CHAPTER COMPLETED ✔️ Karena tak berhasil membawa 'kekasih' ke hadapan keluarga, Megaira Aslan terpaksa menyetujui perjodohan yang...