Kita ketemu lagi sama pasangan pengantin yang baru lepas masa magang. Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya, ya.
Terima kasih dan selamat membaca.
_________________
Migel memang tak pernah merasa begitu penasaran dengan seks, tapi di usia yang sudah memasuki kepala tiga ia tak menampik kalau hal itu mungkin jadi salah satu kebutuhan yang logis bagi wanita seusianya.
Akan tetapi, meski kadang menginginkan Migel tak sampai mengobral diri sembarangan hanya untuk merasakan bagaimana detik-detik 'kebahagiaan menakjubkan' yang pernah Kinar ceritakan saat seorang wanita menjemput orgasme.
Migel rasa itu hanya hal biasa.
Kebahagiaan menakjubkan macam apa yang Kinar banggakan?
Menurutnya Kinar terlalu berlebihan.
Namun, ternyata Migel salah. Ia tahu sekarang bagaiman rasanya gelombang itu datang hingga membuat tubuhnya gemetaran. Bagiamana napas tersengal yang menjemput kenikmatan seperti berlomba dalam dadanya. Seperti saat ini, tangan yang sejak tadi meremas bisep Ozge seperti berbicara kenikmatan bercampur rasa lelah yang menakjubkan itu memang nyata adanya.
"Migel ... aku sebentar lagi ...."
Lima detik setelah itu, pria yang sejak tadi menguasai diri Migel ambruk dengan suara geraman tertahan yang bersembunyi di bahu Migel. Sebelah tangan Ozge yang menggenggam tangannya menjadi kian erat saat pelepasan pertama pagi ini mereka sambut dengan peluh keringat.
Beberapa detik selanjutnya, mereka masih memilih diam. Membiarkan deru napas kasar mengisi kamar hingga perlahan detak jantung yang terasa menggedor tulang rusuk mulai terkendali dan tenang.
"Ozge?"
"Ya."
Pria itu perlahan menarik diri, menatap wajah berpeluh keringat yang terlihat seksi di bawahnya. Ia rapikan anak rambut yang menghalangi wajah Migel sebelum mendaratkan kecupan acak pada setiap titik iras memesona itu.
Melihat ke arah penyatuan tubuh, dengan gerak enggan Ozge lepaskan itu sebelum menyambar tisu yang ada di atas nakas dan membersihkan pusat sensitif mereka berdua.
"Sudah lapar?" tanya Ozge setelah selesai dengan kegiatannya dan berbaring di samping Migel yang langsung masuk ke pelukannya.
"Hmmm. Jam berapa ini?"
Tanpa melepas sebelah tangan yang merengkuh tubuh mungil Migel, Ozge melihat jam di layar ponsel yang tergeletak di dekat tisu.
"Jam sembilan." Ozge tarik selimut hingga menutupi punggung telanjang Migel sebelum mengeratkan pelukannya. "Kamu mau sarapan apa?"
Migel mendongak, menerima kecupan singkat di bibir sebelum tersenyum mempertemukan tatapan mereka. "Aku ingin sarapan di luar. Aku dengar restoran di dekat apartemen ini punya menu Bagel and Lox yang cukup terkenal. Aku ingin makan itu. Bagiamana denganmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Fall In Love!✔️
Chick-Lit(Cerita ini masuk readinglist pilihan @wattpadRomanceID untuk edisi bulan Juni dalam kategori Bittersweet Of Marriege) CHAPTER COMPLETED ✔️ Karena tak berhasil membawa 'kekasih' ke hadapan keluarga, Megaira Aslan terpaksa menyetujui perjodohan yang...