(Cerita ini masuk readinglist pilihan @wattpadRomanceID untuk edisi bulan Juni dalam kategori Bittersweet Of Marriege)
CHAPTER COMPLETED ✔️
Karena tak berhasil membawa 'kekasih' ke hadapan keluarga, Megaira Aslan terpaksa menyetujui perjodohan yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya, ya. Boleh juga share cerita ini ke temen kalian kalau suka dan jika berkenan silakan follow akunku.
Terima kasih dan selamat membaca.
_______________________
Kamar kita.
Tubuh Migel merinding mendengar dua kata itu. Dulu saat Ozge mengatakan rumah kita, jantungnya tiba-tiba saja bekerja ekstra hingga menciptakan detak yang tidak biasa. Lantas sekarang saat pria itu mengatakan kamar kita, Migel rasanya sedang diajak ke tempat yang asing dan dijanjikan keindahan luar biasa di dalamnya.
Kamar kita yang dimaksud Ozge ternyata adalah kamar pria itu. Masih dengan tautan bibir yang sesekali terlepas untuk memberi kesempatan mereka meraup oksigen, tidak lama Migel merasakan bokongnya mendarat di atas benda empuk. Lantas berselang beberapa detik kemudian kembali merasakan bibir panas Ozge yang sepertinya tidak puas menjelajahi mulutnya sejak tadi.
Bukan perkara sulit menyingkirkan kain tipis di tubuh Migel, tapi Ozge masih senang menciumi wanita itu dan ingin menikmati tiap rasa di atas bibirnya. Merasakan kulit terawat Migel yang begitu halus dan kenyal hingga tidak sadar kalau tindakannya membuat tubuh Migel perlahan berbaring di atas kasur. Ozge melepas ciumannya, menatap wanita yang terengah sebelum detik selanjutnya mendaratkan lagi ciuman di atas kulit wanita itu. Kali ini jatuh di pipi, rahang, dan leher Migel yang beraroma manis dan lembut mirip seperti susu almond.
Sentuhan bibir Ozge membuat Migel menarik napas, membuat tubuhnya sedikit gemetar saat merasakan hisapan lembut mulut Ozge di area lehernya. Ia menatap langit-langit dalam kamar sambil berusaha mengontrol desahan dan erangan. Disela-sela perbuatan Ozge yang membuat Migel masih menyugesti kalau ini bukan lagi mimpi, ia tersenyum seraya meremas seprei sutra yang menyelimuti kasur. Merasakan hangat dan berat tubuh Ozge di atasnya, sambil memandingkan gairah dalam mimpi dengan yang sekarang terjadi.
Rasanya begitu berbeda. Migel bahkan merasa setiap bulu halus di kulitnya ikut menegang merasakan bagaimana sentuhan Ozge dan ciuman menuntut pria itu benar-benar menaklukkan dirinya hingga ke pori-pori. Migel tidak tahu, apa rasanya juga seperti ini jika bersama pria lain. Namun, yang ia tahu Ozge berhasil membuatnya penasaran dengan hubungan seks yang paling intim untuk dilakukan.
Ia ingin sekarang. Melakukan itu hanya bersama Ozge yang jadi peran utamanya, berbagi keringat dengan suara desah yang sama-sama keluar dari mulut mereka. Mulai menarik pikiran dari bayangan roman picisan, tangan Migel terangkat untuk menyalurkan perasaan mendamba. Memeluk punggung pria itu sebelum melakukan usapan lembut menuju rambut tebalnya. Jemari lentik Migel beralih ke depan, mencari kancing kemeja Ozge untuk membuka satu persatu penghubung kain tersebut sebelum kejadian mengejutkan membuatnya terbelalak.
"Ozge, ada apa?"
Migel tentu terkejut saat Ozge melompat cepat dari atasnya seperti ada sesuatu yang menarik pria itu hingga terpental. Lantas keterkejutan Migel tidak sampai di sana. Ia yang sudah duduk setelah menarik lengan kimono yang berantakan, dibuat bingung melihat Ozge berlutut di lantai, memukul-mukul kepala sambil sesekali menarik sejumput rambut dalam genggaman.