30. Dua Detik.

3.3K 391 58
                                    

Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya, ya. Boleh juga share cerita ini ke temen kalian kalau suka dan jika berkenan silakan follow akunku.

Terima kasih dan selamat membaca.
________________

Hari ini harusnya Migel membicarakan tentang pengambilan model lokal dengan Kinar. Menyepakati siapa yang cocok memakai kain rancangannya di acara New York fashion week akhir bulan nanti. Namun, karena kepalanya terus tertuju pada pria yang ada di rumah sakit, alhasil di sinilah dirinya sekarang.

Setelah menelepon Kinar dan menyerahkan semua keputusan tentang pemilihan model, Migel langsung mendatangi tempat yang semalam dipakai Ozge beristirahat. Sudah dua malam pria itu ada di kamar VVIP dalam rumah sakit Bakti Griya yang 30% sahamnya dipegang oleh keluarga besar Muiz. Penyakit Ozge selama ini pun tidak pernah terendus oleh para karyawan atau awak media yang tertarik dengan kehidupan pengusaha muda itu.

Menutupi matanya dengan kacamata berwarna tea, Migel berjalan angkuh melewati lorong rumah sakit untuk sampai di kamar suaminya. Namun, belum benar-benar sampai ia dibuat menoleh saat seorang pria memanggil namanya.

"Riza?"

"Ya."

Pria itu tersenyum setelah sampai di hadapan wanita yang tampil modis. Migel begitu pintar memadukan celana panjang berwarna broken white, kemeja cokelat susu yang pinggangnya divariasikan belt berwarna emas, serta kalung Cartier yang seolah menjadi pusat perhatian paling mencolok dari semua yang menempel di tubuhnya.

"Kamu baru sampai?"

"Ya. Sejak kapan kamu di sini?" Migel mulai berjalan bersama Riza.

"Tadi pagi. Orang tua Ozge baru saja pulang sejam yang lalu."

Migel mengangguk samar. "Bagaimana keadaan Ozge?" tanyanya sambil menoleh pada pria tinggi itu. "Sudah lebih baik, kan?"

Sebelum menjawab, Riza memilih menghentikan langkahnya. Membuat wanita yang berjalan di sampingnya melakukan hal yang sama.

"Kenapa?"

"Migel, aku perlu bicara denganmu."

Meskipun merasa bingung juga sedikit was-was, Migel tetap mengangguk sebelum mengikuti pria yang mengenakan kemeja lengan pendek berwarna hijau muda itu memimpinnya berjalan menuju elevator.

"Ozge baru setengah jam yang lalu meminum obatnya. Aku pikir sekarang ia sedang istirahat."

Mereka sudah ada di cafetaria rumah sakit yang terletak di lantai tiga. Duduk berhadapan ditemani dua gelas minuman sebagai teman mengobrol.

"Pagi ini dr. Rio menambahkan beberapa suplemen dan memasang infus immune-booster karena Ozge selalu memuntahkan apa pun yang dia makan."

"Itu berarti kondisinya memburuk?"

Let's Fall In Love!✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang