Mari terus temani kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya ya. Boleh juga share cerita ini ke temen kalian kalau suka dan jika berkenan silakan follow akunku.
Terima kasih dan selamat membaca.
_______________
"Oh, God! Jadi kalian belum melakukan itu? Bagaimana bisa? Maksudku ... Migel, apa kamu tidak sadar ada otot di balik kemeja yang dikenakan Ozge. Meskipun ada kacamata minus di wajahnya, aku yakin tubuhnya pasti menggiurkan jika tanpa busana. Kamu tahu kan, penilaianku tentang pria tidak pernah salah meski baru pertama kali melihat."
Decak kasar meluncur mulus dari bibir kecil Migel yang baru saja dipoles lipstik merah menyala. Ia rotasikan bola matanya malas sebelum menatap Kinar yang begitu terheran-heran setelah tahu kalau ia dan Ozge belum berhubungan badan meski pernikahannya sudah berjalan dua bulan.
"Responsmu terlalu berlebihan. Kami masih saling mengenal meski awalnya sedikit heran kenapa ia memilih tidur di kamar berbeda. Tapi bagiku tidak masalah. Itu pilihannya dan aku setuju karena menurutku seks yang dilakukan tanpa rasa seperti memakai sepatu bagus dengan ukuran yang tidak pas. Tidak nyaman."
"Persetan dengan rasa!" tukas Kinar masih dengan posisi duduk santai di atas sofa. "Kalian hanya butuh dua sampai tiga gelas wine, mengobrol santai, saling menatap sebelum kemudian membukan baju masing-masing. Mudah, kan?"
Migel mendengkus sambil melempar tisu bekas pakai ke arah sahabatnya. Kemudian, meraih heels dalam koper dan berjalan menuju sofa. Tempat Kinar yang saat ini sedang tertawa.
"Atau mungkin dia gay. Itu bisa saja, kan? Nyaris 35% pria berotot dengan wajah tampan yang pernah aku temui, rata-rata memiliki orientasi seksual yang menyimpang. Jika itu benar, sayang sekali otot dada yang harusnya dipakai wanita menumpu tangan justru digunakan makhluk sejenisnya untuk bersandar." Kinar bergidik ngeri setelah mengungkapkan pendapatnya, lalu membayangkannya.
Sementara itu, Migel tidak banyak bereaksi. Ia hanya mengangkat bahu tidak acuh saja menanggapi ocehan Kinar. Lagi pula, entah kenapa seks setelah menikah tidak membuatnya penasaran hingga merasa harus disegerakan. Mungkin sampai sekarang tujuannya menikah adalah bebas dari peraturan memuakkan sang ayah. Dan beruntungnya, Ozge menepati janji yang pernah mereka sepakati. Jadi, saat ini Migel hanya sedang menikmati kebebasan itu.
"Entahlah. Aku tidak peduli jika Ozge memang punya kelainan seksual." Migel merasa tidak rugi jika memang benar.
Kinar mendesah pasrah. Ia sangat menyayangkan jika apa yang baru saja dipikirkan memang benar. "Bagaimana jika kamu yang menggodanya lebih dulu. Maksudku, pria normal tidak akan diam saja saat ada wanita yang merayunya."
"Dan pria normal di otakmu sebenarnya tidak pernah ada, Kinar. Hanya ada pria jelalatan yang akan melotot saat melihat belahan dada."
Kinar kembali tertawa. "Jangan lupa kita ini sama, Migel. Tidak percaya jika di dunia ini ada pria setia." Lalu menatap Migel yang mengangguk setuju sambil memeriksa riasan tipis di wajah dalam cermin kecil. "Jadi pernikahan itu benar-benar hanya dijadikan perantara kebebasanmu saja? Tapi, jika itu alasanmu kira-kira apa alasan Ozge setuju dengan perjodohan kalian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Fall In Love!✔️
Literatura Feminina(Cerita ini masuk readinglist pilihan @wattpadRomanceID untuk edisi bulan Juni dalam kategori Bittersweet Of Marriege) CHAPTER COMPLETED ✔️ Karena tak berhasil membawa 'kekasih' ke hadapan keluarga, Megaira Aslan terpaksa menyetujui perjodohan yang...