Kita sudah sampai di akhir-akhir bab, guys. Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya, ya.
Selamat membaca.
_____________
Ozge masih memperhatikan Migel yang malam ini memakai setelan lingerie hitam dengan atasan yang memiliki tali spaghetti untuk menyanggahnya. Ia baru saja meletakkan MacBook saat Migel keluar dari kamar mandi lalu duduk di depan cermin rias untuk memulai rutinitas merawat kulit seperti biasa.
Omong-omong, kamar mereka masih berisi dua tempat tidur. Baik Ozge mau pun Migel sepertinya tak merasa terganggu dengan keadaan itu. Toh, mereka pikir punya banyak spot menarik dan bisa berpindah tempat jika menginginkan. Meskipun sebenarnya, bagi Ozge di mana pun wanita itu tidur ia akan tetap ada di belakangnya.
Bersandar pada headboard dengan tatapan yang masih fokus pada punggung wanita itu, Ozge nyaris mendesah kasar melihat Migel membuka laci dalam lemari rias. Mengeluarkan obat pencegah kehamilan yang entah sejak kapan dikonsumsi Migel. Kendati demikian, Ozge bukan belum terima dengan keputusan itu hanya sedikit menyayangkan saja.
"Ares tadi ke kantorku." Ozge yang memulai.
Masa honeymoon mereka benar-benar telah berakhir. Sudah dua hari setelah pulang dari Bali, Ozge mulai sibuk di perusahaan sedangkan Migel masih ingin bersantai menikmati banyak waktu di rumah. Tentu memanjakan diri semaksimal mungkin setelah kegiatan seks tiap malam yang tak pernah absen begitu menguras tenaganya.
"Oh, ya? Ada apa?" Migel mulai naik ke atas tempat tidur, mencuri satu kecupan di bibir Ozge saat melewati pria itu dan mengambil posisi di tengah. "Apa ada masalah?"
"Sebenarnya ... tidak ada." Ozge tersenyum saat Migel mulai masuk kepelukannya lalu menempelkan pipi di dadanya.
"Aku harap kamu memberi tahunya, tapi jangan terkejut kalau moodnya tiba-tiba berubah."
"Migel?" panggil Ozge serius setelah memikirkan perkataan Ares tadi siang.
"Hmmm."
"Aku ingin bicara sesuatu."
"Apa itu?" Migel mendongak menatap wajah pria yang mengusap punggungnya. "Katakan saja, jika seperti ini hanya membuatku penasaran."
"Ayah ada di rumah sakit."
Setelahnya hening menjeda percakapan mereka. Tak ada yang berubah dari raut wajah Migel yang tiap malam tampil begitu polos dan menggemaskan, pun sorot matanya tak sama sekali menampilkan keterkejutan.
Ozge mengernyit samar. "Ares bilang ayah di rumah sakit, tapi saat aku tanya tentang sakitnya. Dia tak menjawab."
Ucapan Ozge kembali dijawab keheningan. Kali ini terasa berbeda karena raut Migel menjadi berubah muram.
"Aku ingin tidur, Ozge." Berbalik untuk memunggungi sang suami, Migel menarik selimut hingga ke pinggang. Meletakkan sebelah tangan di bawah pipi sebelum merasakan pelukan erat dari pria di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Fall In Love!✔️
Chick-Lit(Cerita ini masuk readinglist pilihan @wattpadRomanceID untuk edisi bulan Juni dalam kategori Bittersweet Of Marriege) CHAPTER COMPLETED ✔️ Karena tak berhasil membawa 'kekasih' ke hadapan keluarga, Megaira Aslan terpaksa menyetujui perjodohan yang...