Haloo, kita ketemu lagi sama pasutri magang ini😭🤣✌️. Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen, ya. Boleh juga share cerita ini ke temen kalian kalau suka dan jika berkenan silakan follow akunku.
Terima kasih dan selamat membaca.
___________________________
"Apa, ya? Sebenarnya Migel hanya suka barang-barang mewah dan asli. Aku pernah memberikan kado ulang tahun padanya, tapi dengan tidak tahu terima kasih dia membuangnya sambil mengatakan kalau barang itu palsu.
Saat itu aku memang menyuruh salah satu kenalan untuk membelikan tas dan sepatu yang ukurannya sudah aku sesuaikan. Tapi ternyata aku tertipu, kata Migel semua barang itu palsu dan harganya bisa 10 kali lebih murah dari yang asli."
Ozge meringis mendengar penuturan Ares, rasanya itu memang benar-benar sifat Migel yang pandai berkomentar dan mengoreksi suatu hal. Sambil mengetuk-ngetuk meja dalam ruang kerja di rumahnya, ia menatap taman yang beberapa Minggu lalu sengaja dibuat sekat tembok agar kolam renang yang ada di halaman rumah tidak terlihat jika ada yang ingin membersihkan taman.
Omong-omong, saat ini ia sedang menghubungi kakak iparnya dan bertanya apa saja barang atau sesuatu yang disukai sang istri. Merasa selalu kacau menyusun kalimat penting jika di hadapan Migel, Ozge memilih bantuan Ares untuk mengetahui lebih banyak tentang wanita itu. Dulu saat sekolah yang Ozge tahu Migel hanya suka mempercantik diri dengan seragam sekolah yang modis dan tas berbentuk ... mungkin aneh menurutnya. Seperti bentuk kura-kura, kelinci, stroberi, bahkan koper mini.
"Tapi bukannya ulang tahun Migel masih lama?"
"Sebenarnya, aku hanya ingin memberi hadiah saja. Setelah pernikahan kami, aku tidak pernah melakukan itu." Ozge jelas tidak ingin menceritakan pemberiannya tentang buket bunga sebesar pohon beringin. Takut jika Ares tertawa geli mendengar tindakannya seminggu yang lalu.
Suara kekehan Ares menanggapi ucapan pria itu. "Suami yang romantis. Aku merinding mendengarnya," ujarnya setengah menggoda.
"Ozge, sebenarnya barang-barang mewah yang tadi aku sebutkan tidak terlalu penting baginya. Kadang kesenangan Migel sederhana, seperti beberapa waktu lalu saat kami datang ke pemakaman Mama. Maksudku, kadang apa yang membuatnya senang adalah hal sepele, benda-benda mewah hanya kesukaannya saja bukan sumber kebahagiaan yang sebenarnya. Kamu mengerti maksudku, kan?"
Ozge tersenyum tipis. "Sepertinya aku mengerti." Bersamaan dengan itu suara pintu ruangannya diketuk dua kali.
"Ozge, ini aku. Boleh aku masuk?" Suara Migel menginterupsi.
"Ares, terima kasih atas waktunya. Maaf jika mengganggu waktu liburmu."
"No big deal, Dude. Aku senang, rasanya seperti memiliki saudara laki-laki," jeda Ares sebentar. "Baiklah, aku tutup teleponnya. Happy weekend, adik ipar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Fall In Love!✔️
Chick-Lit(Cerita ini masuk readinglist pilihan @wattpadRomanceID untuk edisi bulan Juni dalam kategori Bittersweet Of Marriege) CHAPTER COMPLETED ✔️ Karena tak berhasil membawa 'kekasih' ke hadapan keluarga, Megaira Aslan terpaksa menyetujui perjodohan yang...