Kita pulang ke tanah air, yaa. Tetap dukung kisah mereka dengan cara vote dan komen seikhlasnya, ya. Boleh juga share cerita ini ke temen kalian kalau suka dan jika berkenan silakan follow akunku.
Terima kasih dan selamat membaca.
______________
Migel masih setia melingkari lengan Ozge dengan tangannya. Berjalan keluar dari kabin pesawat yang berhasil membawa mereka pulang dengan selamat. Kegiatan bulan madu di New York sudah mereka akhiri dengan senang hati dan hari ini semua terasa baru serta berbeda saat kembali menginjakkan kaki di tanah air.
Sambil menyeret koper dengan tangan yang terbebas dari rengkuhan Migel, mata Ozge terus mengedar di ruang bandara untuk mencari sopir yang sudah ia beritahu tentang kepulangan mereka. Namun, yang ia dapati adalah pria perlente. Memakai setelan jas biru muda sedang berdiri di dekat kursi tunggu sambil memainkan ponselnya.
"Ares!"
Benar, pria itu adalah Ares.
Migel melepas rengkuhannya, lalu berlari kecil menuju sang kakak yang terkejut dengan pekikan itu sebelum tersenyum tipis menyambut pelukannya. Tubuh Migel sedikit terangkat saat berhasil masuk kepelukan Ares, membiarkan mantel yang membungkus tubuhnya berantakan karena dekapan erat itu.
"Kalian pulang juga akhirnya."
Ozge yang baru sampai di hadapan dua orang itu hanya tersenyum tipis. Kemudian, merasakan lengannya kembali direngkuh setelah Migel lepas dari pelukan Ares.
"Ares, bagaimana kabarmu?" sapa Ozge sambil menjabat tangan pria di hadapannya.
"Sangat baik." Ares mendengkus melihat raut cerah dari pasangan pengantin itu. "Bagaimana kondisi apartemenku? Kalian tidak merusak tempat tidurku, kan?"
Pertanyaan itu dibalas decak kasar Migel yang mulai menggandeng Ares agar berjalan bersama keluar dari bandara. "Semuanya aman. Kami meninggalkan apartemenmu dalam kondisi baik-baik saja. Oh, ya. Ada yang ingin Ozge bicarakan tentang apartemen itu."
Ares menoleh pada pria tinggi di sisi kanan Migel. "Apa?" tanyanya sedikit curiga.
"Aku ingin membeli apartemenmu."
"Jangan mimpi!" timpal Ares tanpa pikir panjang. "Aku sulit mendapatkan itu. Enak saja mau membelinya."
"Kamu bisa beli apartemen lain, Ares! Lagi pula jika diingat-ingat kamu belum memberi hadiah pernikahan pada kami. Anggap saja apartemen itu hadiahnya. Aku benar-benar tidak masalah meskipun datangnya sangat telat."
"Aku membelikanmu mobil dan kamu menghancurkan mobilku seminggu setelah menikah, masih bilang aku tidak memberi hadiah pernikahan?"
"Mobil itu hadiah ulang tahun, tentu saja berbeda."
Ozge terkekeh mendengar perdebatan antar saudara itu. "Migel memintanya tapi aku membelinya. Menurutmu mana yang lebih baik?"
Dengan raut kesal, Ares menarik lengannya yang digandeng santai oleh Migel. Berdecak kasar sambil memasukkan kedua tangan ke saku celana. "Aku menyesal sudah membantu kalian!" gerutunya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Fall In Love!✔️
Literatura Feminina(Cerita ini masuk readinglist pilihan @wattpadRomanceID untuk edisi bulan Juni dalam kategori Bittersweet Of Marriege) CHAPTER COMPLETED ✔️ Karena tak berhasil membawa 'kekasih' ke hadapan keluarga, Megaira Aslan terpaksa menyetujui perjodohan yang...