Di sebuah kamar di salah satu apartemen di kawasan Kota Starwflow. Seorang Dokter tengah memeriksa serta mengobati luka yang terdapat pada kaki seorang perempuan yang saat ini tengah tertidur di atas tempat tidur king size yang ada di kamar itu. Sesekali perempuan itu meringis dalam tidurnya, karena merasakan rasa sakit pada kakinya.
Rayyen, dia duduk di pinggir tempat tidur sambil memperhatikan Dokter Shinta yang saat ini tengah mengobati luka di kaki Cellyna, Dokter Shinta ini merupakan Dokter yang sangat dipercaya oleh keluarga Ganexra. Cowok itu menggenggam sebelah tangan cewek yang masih dalam keadaan tertidur. Setelah sampai di depan apartemen tadi, Ray mendapati Celly yang telah tertidur sambil memeluk erat dirinya. Karena tidak tega untuk membangunkan cewek itu, akhirnya Ray menggedong Celly ala bridal style menuju Apartemennya.
"Bagaimana Dok, gak ada masalah yang seriuskan pada lukanya?." Tanya Ray setelah Dokter Shinta selesai mengobati luka di kaki Celly.
"Kamu gak usah khawatir, lukanya gak terlalu parah, tapi saya sarankan agar..." Dokter menghentikan ucapannya.
Ray yang paham langsung mengahut. "Cellyna, Namanya Cellyna."
Dokter Shinta mengangguk pelan. "Saya sarankan agar Cellyna jangan berjalan dulu dalam beberapa waktu atau melakukan aktifitas yang berat, karena tulang di pergelangan kakinya bergeser, jadi kita harus menunggu dalam beberapa hari agar sembuh. Dan luka yang ada di lutut harus dibersihkan setiap harinya menggunakan air hangat."
"Kalau Celly pengen keluar atau jalan-jalan, menggunakan kursi roda apa bisa Dok?."
"Tentu saja, selagi kakinya tidak gerak, maka boleh-boleh saja."
........
Kediaman Leonard Australia.
"Randy." Panggil Ravie yang saat ini tengah duduk sendiri di ruang tengah.
Seseorang yang menggunakan Jas hitam serta celana yang berwarna senada datang menghampiri Ravie.
"Iya Tuan, ada yang perlu saya bantu?."
Ravie melepas kacamata baca yang ia pakai dan menyimpannya di atas meja. "Tolong kamu atur keberangkatan saya minggu depan ke Kota Starwflow."
"Maaf Tuan, kalau Tuan mau pergi minggu depan, yang jadwalnya dua bulan lagi apakah akan tetap di lanjut atau tidak Tuan?."
"Tetap lanjut."
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi dulu.
..........
"Nghh." Cellyna melenguh dalam tidurnya, matanya mulai terbuka secara perlahan. Matanya yang sayu masih melihat ke langit-langit kamar. "Kok aneh, kapan langit-langit kamar gue berubah." Gumannya pelan yang belum sadar betul, kalau saat ini dia tidak berada di kamarnya.
Cklik
Pintu kamar terbuka secara perlahan, masih dengan posisi berbaring Cellyna menoleh ke arah pintu. Matanya terbelalak kaget melihat seseorang yang masuk begitu saja. Secara refleks perempuan itu bangkit dan melupakan kondisi kakinya yang sedang terluka.
"Aw shh." Desis nya setelah merasakan sakit di area kakinya.
Dengan Panik Ray menghampiri Celly dan duduk di pinggir tempat tidur. "Hati-hati Zia, jangan langsung bangun seperti itu, kaki kamu belum sembuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Febbrizia
Teen Fiction"Setelah belasan tahun gue hidup di dunia, kenapa harus lo yang jadi pacar gue?." "Oh, sekarang lo mulai mengakui kalau gue itu pacar lo." ............ "KENAPA SI? Hiks hiks. Kenapa bukan gue aja yang pergi waktu itu hiks. Gue udah gak sanggup hiks...