Tap tap tap
Cellyna berjalan dengan ringan menuruni tangga, tak lupa dengan ponsel yang saat ini menjadi perhatiannya.
"Jalannya jangan sambil main ponsel, nanti kalau jatuh gimana?."
Perempuan itu mengangkat kepalanya dan melihat Grandpa Gernan yang saat ini berdiri di bawah dekat tangga. "Grandpa." Seru Cellyna riang, ia mempercepat langkahnya dan berhenti tepat di depan sang Kakek, setelah itu ia langsung memeluk Grandpa Gernan. "Grandpa apa kabar?." Tanya Cellyna lembut sambil mendongakan kepalanya.
Grandpa Gernan mengusap pelan rambut cucunya itu, "Baik, apalagi setelah bertemu sama kamu, keadaan Grandpa menjadi sangat baik."
Cellyna mengeratkan pelukannya. "Zia kangen banget sama Grandpa." Ia mulai melerai pelukan mereka dan kembali menatap Gernan. "Grandpa udah makan?."
"Grandpa baru saja ingin memanggil kamu untuk makan bareng."
Cellyna meraih tangan kakeknya itu dan menariknya agar Gernan bisa mengikuti langkahnya. "Yaudah ayo, kita makan sekarang, Grandpa harus makan banyak biar sehat."
Setelah duduk di kursi yang ada di ruang makan dengan banyaknya makanan yang tersusun di atas meja, Cellyna jadi bergidik ngeri dan ntah kenapa ia jadi teringat dengan kenangan saat pertama kalinya ia datang ke kediaman Ganexra, yang saat itu dengan kompaknya Ray, Mami Reyna dan Papi Elvano mengisi piringnya dengan berbagai jenis makanan.
Kepala Cellyna menoleh ke kanan dan kiri. "Grandpa, Papa mana ya? Zia baru sadar, dari tadi Papa gak kelihatan."
"Papa kamu sedang kerja." Jawab Grandpa Gernan santai.
"Kerja?." Tanya Cellyna tak yakin. 'Baru sampai langsung kerja.'
"Kamu sama Papa kamu datang ke sini kenapa gak bilang-bilang dulu sama Grandpa."
Cellyna mengerjap pelan, kemudian ia tersenyum tipis dan merentangkan tangannya "Suprise." Ujarnya ceria.
Gernan terkekeh pelan, "Apanya yang kejutan, datang-datang kamu dalam ke adaan tertidur."
Cellyna merengut, "Itu kan di luar kendali Zia, Grandpa."
"Iya iya, ayo makan." Seru Kakek Gernan.
Cellyna mengangguk, ia mulai bergerak mengisi piring Kakeknya dan piring miliknya dengan beberapa jenis makanan.
"Selamat makan." Seru Cellyna dengan semangat setelah membaca doa.
Gernan tersenyum, ia ikut senang melihat cucunya senang.
Seolah teringat akan sesuatu, setelah menelan kunyahan makanan yang pertama masuk ke dalam mulutnya, Cellyna kembali melihat ke arah Kakeknya yang sibuk dengan makanannya. "Oh iya Grandpa, Papa udah cerita belum tentang keinginan Zia, sehingga Papa dan Zia datang ke sini?."
Gernan menelan kunyahannya dan menggeleng pelan, "Papa kamu belum sempat cerita apa-apa, Grandpa pikir kamu sengaja datang ke sini karena untuk memulai tinggal di sini, yaa meskipun waktu yang Grandpa kasih ke kamu masih ada sebulan sebelah hari lagi."
Deg
Kedua mata Cellyna sedikit terbelalak, ia menggigit bibir bawahnya pelan dan menunduk melihat ke arah piring makannya. 'Sebulan sebelas hari, waktu gue untuk tinggal di Starwflow tersisa sedikit dan sampai saat ini gue belum ngelakuin hal apa-apa.' Ujarnya dalam hati, ia kembali menggerakan sendok yang ada di tangannya dan melahap kembali makanannya sambil berpikir. 'Gue harus gimana? Apa gue cerita aja sama Ray tentang ke inginan Grandpa agar gue tinggal di tempat Grandpa.' Cellyna menggelengkan kepalanya pelan. 'Gak, Ray gak boleh tau soal ini.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Febbrizia
Teen Fiction"Setelah belasan tahun gue hidup di dunia, kenapa harus lo yang jadi pacar gue?." "Oh, sekarang lo mulai mengakui kalau gue itu pacar lo." ............ "KENAPA SI? Hiks hiks. Kenapa bukan gue aja yang pergi waktu itu hiks. Gue udah gak sanggup hiks...