Chapter 2

274 13 0
                                    


Rayyen Al-Farizq Rafardhan Ganexra

Rayyen Al-Farizq Rafardhan Ganexra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict by pinterest


Happy Reading


SMA Al-Ganexra, sekolah milik kakek Rayyen yang Bernama Rafael Ganexra. SMA terfavorit di kota ini, tak jarang dari kota luarpun banyak yang menginginkan untuk melanjutkan pendidikan di sana, sekolah impian bagi semua remaja SMP yang akan berlanjut ke dunia baru. Masa di mana setiap dari mereka, belajar untuk memulai langkah pertama menuju dewasa.

Rayyen datang dari arah gerbang dengan motor merah yang dia kendarai. Pemuda itu mematikan mesin motor setelah memastikan motornya tersimpan dangan benar di tempat parkir. Rayyen mulai melepaskan helm merah yang ia kenakan dan menyimpannya di bagian depan motor. Pemuda itu mencondongkan tubuhnya kedepan melihat ke arah kaca spion, tangan kanannya terangkat untuk mengibaskan dan merapikan rambut tebal miliknya. Setelah di rasa cukup ia turun dari motor, mencabut kunci yang masih terpasang dan memasukannya ke dalam saku celana. Rayen berjalan ke arah lapangan untuk memastikan kondisi pemeriksaan seluruh siswa berjalan lancar atau tidak.

"Gi!! Gimana lancar gak?" Rayyen menepuk pundak Giyo setelah dia sampai di sampingnya. Giyovano Ardion Putra adalah sahabat Rayyen dari mereka masuk TK sampai sekarang mereka selalu sekolah di satu tempat yang sama.

Giyo menoleh ke samping di mana sahabatnya itu berdiri. "Lo kemana aja, jam segini baru nyampe?" Ia bertanya dengan nada kesal karena sahabatnya datang agak terlambat sedangkan hari ini ada pemeriksaan untuk setiap murid yang datang kesekolah. Sahabatnya yang satu ini memiliki sikap yang agak jutek dan dingin. Sebenarnya Giyo males banget melakukan hal yang merepotkan seperti ini. Tapi dengan seenak jidatnya Rayyen memaksa dia dan ketiga sahabatnya yang lain untuk mendaftar jadi pengurus OSIS, dengan alasan berbagi penderitaan.

Rayyen mengusap belakang lehernya sendiri, sungguh ia sangat merasa tidak enak. Kalau saja di jalan ia tidak bertemu sama cewek tadi, tidak mungkin ia terlambat. "Ya, sorry Gi. Tadi ada kendala di jalan."

"Alesan aja lu, buruan deh bantuin. Banyak tu yang belum diperiksa." Giyo kembali memeriksa setiap murid yang berbaris rapi di depannya untuk di periksa lalu masuk ke kelas. Semua murid barbaris menjadi empat barisan di lapangan sekolah, masing-masing barisan diperiksa sama tim keamanan dari pengurus OSIS.

"RAAY!!!" Leonathan Nanda, salah satu sahabatnya dan Giyo. Leon melambaikan tangannya meminta Rayyen untuk datang menghampirinya.

Leon ini agak berbeda dari yang lain, ia orangnya sangat heboh dan berisik. Mereka bertemu saat kegiatan MOS di SMP bersama Brian Aditya Gena dan juga Bastian Geral. Brian, dia orangnya bisa di bilang yang paling normal di antara mereka sedangkan Bastian ia netral orangnya, kadang bisa heboh tapi tidak seheboh Leon begitupun sebaliknya. Semenjak MOS itu mereka berenam menjadi sahabat yang kompak, suka duka mereka lewati bersama.

FebbriziaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang