Cellyna melangkah gontai di koridor sekolah, tanpa sadar kedua kakinya malah melangkah ke arah ruangan yang biasa Ray tempati. Perempuan itu menghentikan langkahnya, ia menatap lekat pintu yang ada di hadapannya saat ini, 'Kenapa gue nyampe ke sini? Harusnya kan ke kelas.' Ujarnya dalam hati. Tanpa sadar tangannya bergerak memutar knop pintu.
Cklek cklek
'Di kunci.'
Perempuan itu menghembuskan nafas pelan dan kembali melangkah ke arah taman sekolah yang terlihat sepi, tujuan pertama ke kelas, tapi kedua kakinya melangkah ke arah yang berbeda.
Perempuan itu memilih untuk duduk sambil menyenderkan tubuhnya pada salah satu pohon besar yang tumbuh di taman sekolah. Area sekolah nampak sepi karena bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, Cellyna yang gak semangat ngapa-ngapain akhirnya lebih memilih untuk bolos daripada masuk kelas. "JM Foxgtra, mungkin nanti gue bisa nanya sama Rarisa, dia kan dari kelas satu di sini, pasti dia taulah sedikit-sedikit tentang JM Foxgtra."
Cellyna menghela nafas pelan, rasa sesak tiba-tiba datang menyerangnya, ia kembali teringat dengan kejadian di kantin tadi. "Sekarang Ray ada di kelasnya gak ya? Tadi aja dia langsung pergi begitu saja, apa kali ini dia benar-benar kecewa sama gue." Gumannya pelan, "Andai saja waktu bisa di ulang kembali, mungkin gue akan jujur lebih awal pada Ray perihal taruhan itu dan mengaku kalau gue udah jatuh cinta sama dia." Lanjutnya.
Perempuan itu mendongakan kepalanya melihat langit yang begitu cerah. "Gue pulang aja deh, daripada bertahan di sini trus ketemu sama Ray dan tiba-tiba dia mutusin gue. Lebih baik gue menghindar biar gak dengar kalimat itu, gue blokir juga nomernya sekalian." Tangannya mulai merogoh saku bajunya dan mengambil ponsel yang ada di sana, setelah itu ia langsung memblokir semua kontak Ray yang terhubung dengannya termasuk sosial media.
..........
Setelah berhasil lolos kabur dari sekolah, Cellyna mampir dulu ke salah satu toko baju yang ada di sekitaran sana untuk membeli jaket buat menutupi seragamnya. Selanjutnya ia kembali berjalan menjauh dari area sekolahan, pada akhirnya ia sampai di salah satu halte daerah situ dan memutuskan untuk duduk di sana, kakinya juga mulai terasa pegal karena berjalan jauh.
Cellyna duduk di bangku halte dan langsung mengeluarkan ponselnya untuk memesan taxi online. Raut cemas sangat kentara sekali terlihat di wajah manisnya saat ini, 'Mungkin nanti gue bakal ketemu sama Ray, siap ataupun gak siap, waktu itu akan datang. Tapi gue gak mau ketemu dulu sama dia, gue gak mau putus.'
Di rooftop sekolah SMA Dergantra, Alex, Yugo, Rico, Fajar, Kelvin dan Adnan, mereka berkumpul sambil menghisap rokok yang ada di tangan mereka. Jam istirahat kali ini mereka habiskan di rooptop untuk menghisap nikotin dan minum minuman cafein.
"Bolos yuk, males banget gue lama-lama di sini." Seru Kelvin sambil mematikan puntung rokoknya.
"Ayo lah setuju gue, mumet banget gue kalau harus belajar." Sahut Rico menyetujui ajakan bolos dari Kelvin.
"Yaudah, kita langsung ke markas saja sekarang." Ujar Alex yang mulai berdiri dan di ikuti oleh kelima orang lainnya.
"Oh iya, kita lewat jalan SMA Al-Ganexra ya." Seru Rico kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Febbrizia
Teen Fiction"Setelah belasan tahun gue hidup di dunia, kenapa harus lo yang jadi pacar gue?." "Oh, sekarang lo mulai mengakui kalau gue itu pacar lo." ............ "KENAPA SI? Hiks hiks. Kenapa bukan gue aja yang pergi waktu itu hiks. Gue udah gak sanggup hiks...