Chapter 37

92 7 1
                                    





"Lo tau Bramasta?."

"Ya, Bramasta, dia Ayah dari Rico. Sebelumnya gue sama Rangga pernah terlibat masalah dengannya."

"Masalah apa?."

"Dulu gue sama sahabat gue termasuk Rangga, kami punya geng yang di beri nama JM Foxgtra. Bisa di bilang kami sedikit usil ya agak bandel gitu. Tapi di sela-sela kenakalan yang biasa kami lakuin, kami juga sering ngumpulin dana untuk beberapa panti. Hingga pada akhirnya gue sama Rangga melihat orang suruhan Bramasta sedang membakar panti asuhan Bunda Kasih."



...........



Flashback


"Aku ingin begini, aku ingin begitu, ingin-ingin-ingin itu banyak sekali. Semua-semua-semua dapat di kabulkan, dapat di kabulkan dengan kantong ajaib." Suara tepukan tangan serta nyanyian Leon, Bastian dan beberapa anak panti terdengar memenuhi lapangan tempat anak-anak bermain. Saat ini posisi mereka duduk membentuk lingkaran di tengah lapangan dengan Leon dan Bastian yang berda di tengah-tengah lingkaran itu. Sedangkan Brian dia ada di antara anak-anak panti. Giyo, Rangga dan Ray, mereka berada di teras.

"Aku ingin terbang bebas di angkasa." Kali ini suara Bastian saja yang keluar.

"Hei baling-baling bambu." Sahut Leon semangat.

"La-la-la aku sayang sekali Leonathan, la-la-la aku sayang sekali Leonathan." Semua anak panti mengeluarkan suaranya kembali. "Yeaayy."

Prok prok prok

Di teras Ibu Panti, Giyo, Rangga dan Rayyen tertawa pelan melihat tingkah anak-anak panti berasama Brian, Bastian dan Leon.

Setelah tawanya mereda, Bu Panti tersenyum lega. "Terima kasih ya, karena kalian semua selalu datang ke panti, selalu menghibur anak-anak, memberi mereka banyak hadiah, memberi keamanan dan selalu berdonasi untuk panti ini." Ujar Bu Panti lembut pada ketiga cowok yang ada di sampingnya itu.

"Itu sudah menjadi kewajiban kita untuk saling membantu Bu." Jawab Rangga sangat yakin.

"Iya Bu, kami juga tidak bisa membantu banyak, hanya ini yang bisa kami lakukan untuk membuat anak-anak bahagia." Sahut Rayyen.

"Dan keamanan anak-anak yang paling utama Bu." Seru Giyo.

"Terima kasih banyak banget, Ibu sangat-sangat berterima kasih pada kalian. Ibu sangat bersyukur banget bisa bertemu orang-orang baik seperti kalian."

"Oh iya Bu, orang yang mau gusur tempat ini gimana? Apa dia masih mengganggu panti?." Tanya Giyo kembali. Karena sebelumnya ada seseorang yang mau membangun sebuah hotel di tempat panti ini, mengingat tempatnya sangat strategis. Mereka mau menggusur paksa tempat ini, dan Ibu Panti gak setuju karena tanah ini milik mendiang suaminya. Sertifikat dan surat tanah pun ada padanya, tapi karena uang yang berbicara seseorang itu bisa memiliki duflikatnya.

"Semenjak kalian menyewa orang untuk jaga tempat ini, orang itu jarang muncul lagi nak, mereka sempat datang beberapa kali tapi bisa di hadang sama orang suruhan kalian."

"Syukur deh Bu, kalau mereka gak berbuat macam-macam lagi."



FebbriziaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang