Chapter 36

100 9 0
                                    




Tok tok

Seorang pria yang tengah duduk di kursi kerja di ruangan itu mulai mengangkat kepalanya. "Masuk." Ujarnya, setelah itu ia kembali fokus pada berkas yang ia baca tadi.

Cklek

"Permisi Tuan Brama, saya ada info penting untuk Tuan."

Seseorang yang dipanggil Tuan Brama itu kembali mengangkat kepalanya dan menatap serius pada orang yang baru saja masuk ke ruangannya. "Info apa?."

"Saya mendapatkan informasi kalau lusa nanti Ravie Leonard akan datang ke Kota Starwflow."

Senyum sinis mulai terpatri di wajah Brama, "Bagus. Tolong hubungi Jerry dan Bani untuk menghadap saya."

"Baik Tuan."

Setelah Indra pergi meninggalkan ruangan itu, Brama memutar kursinya sehingga menghadap dinding kaca yang menampilkan gedung-gedung yang menjulang tinggi.

Tak lama pintu kembali diketuk, Brama kembali memutar kursinya seperti semula.

"Masuk."

"Tuan memanggil kami." Ujar seorang pria bernama Bani yang saat ini berdiri di hadapan Brama bersama rekannya Jerry.

"Saya ada tugas penting untuk kalian berdua, lusa nanti Ravie Leonard akan datang ke Kota ini, pokoknya kalian harus bisa menyingkirkan orang itu dan jangan sampai gagal seperti waktu lalu." Serunya dingin dan datar.



...........



"Raay."

Merasa di panggil, Rayyen yang tengah duduk di sofa ruang tengah mengalihkan perhatiannya dari ponsel yang sedang menampilkan permainan game online. "Pelan-pelan." Ujarnya melihat Cellyna yang melangkah cepat menuruni tangga.

"Ray, kayanya aku mau pulang hari ini aja deh ke rumah aku." Seru Cellyna setelah ikut duduk di sofa ruang tengah di samping Ray.

Kedua mata Ray mengerjap pelan, "Kenapa?."

"Gak papa si, cuma yaa udah lama aja ninggalin rumah."

Rayyen, cowok itu terdiam, 'Aku maunya kamu tinggal di sini selamanya Zia. Tapi, aku juga gak boleh egois, kamu juga pasti memiliki kehidupan sendiri.' Ray menghembuskan nafas pelan dan tersenyum. "Tentu saja boleh."

Perempuan itu ikut tersenyum, "Terima kasih yaa, selama ini kamu selalu jagain aku."

"Itu kan sudah menjadi tugas aku."

Seolah teringat sesuatu Cellyna menegakan tubuh, "Aku pulangnya Minggu aja deh."

"Kenapa?."

"Mami sama Papi kan belum pulang, masa aku pergi tanpa pamit."

"Kamu gak mau kan jauh-jauh dari aku." Jawab Ray dengan percaya dirinya.

"Dihh, apaan, ngaco banget."

"Jujur aja si."

Raut wajah Cellyna berubah datar, "Yaudah, gue balik sekarang." Perempuan itu mulai berdiri dan siap melangkah ke kamarnya.

Sebelum Celly melangkah, dengan cepar Ray meraih dan tangan perempuan itu sehingga Cellyna kembali terduduk di sampingnya. "Jangan ngambek gitu dong."

Kedua mata Cellyna menatap tajam paras Ray, "Kenapa? Lo mau bilang gue jelek lagi hah."

FebbriziaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang