DUGHH
DUGHH
DUGHH
Dengan semangat Cellyna dan Kayla memukul-mukul pintu masuk apartemen Falix.
"FALIIIIX." Teriak keduanya secara bersamaan.
DUGHH
DUGHH
Mereka kembali memukul pintu yang tak bersalah itu karena gak ada respon sama sekali dari si pemilik apartemen.
"FAAAAALL." Teriak Kayla mulai merasa kesal.
DUGHH
DUGHH
"FALIX BUKA, SEBELUM GUE DOBRAK PINTU LO." Kali ini hanya Cellyna yang berteriak.
DUGHH
DUGHH
DUGHH
Cklik
Pintu terbuka dari dalam, yang pertama Cellyna dan Kayla lihat adalah wajah Falix yang terlihat sangat kesal.
"Lo berdua berisik banget si, ngapain juga kalian teriak-teriak kaya orang gila dan ngedor-ngedor pintu aparteman gue hah." Ujar Falix agak keras setelah membuka pintu. "Ini ada bel." Lanjutnya lagi sambil menunjuk di mana letak bel pintu. "Kalian itu bukan anak TK lagi, masa gak tau si cara ngegunain bel ini, padahal tinggal ditekan doang."
"Yaudah si sorry, kan kita gak tau kalau di sini ada bel." Seru Kalya pelan.
"Lo ribet banget deh perihal bel doang." Ujar Cellyna dengan raut muka yang merengut. "Ayo Kay masuk." Lanjutnya sambil melangkah masuk ke dalam apartemen Falix.
Kayla mengangguk pelan dan ikut masuk juga. "Ok."
Falix mengerjap pelan, "Heh, gue belum mempersilahkan kalian masuk anjir."
"Keluarin semua barang curian kita Fal." Seru Cellyna, saat ini mereka bertiga tengah duduk lesehan di ruang tengah apartemen Falix. "Pasti terselip bukti tentang kejahatan Bramasta."
"Tuh ada di bawah meja, gue mau ambil dulu laptop buat liat rekaman CCTV." Jawab Falix yang kembali bangkit untuk pergi ke kamarnya.
"Okay Falix." Sahut Kayla.
Setelah masuk ke kamar, barang pertama yang ia raih adalah ponsel, ia mulai mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi seseorang yang ia yakini bahwa orang itu harus tau informasi tentang Brama juga.
"Halo." Suara yang sedikit berat mulai terdengar dari balik ponsel Falix.
"Lo di mana? Udah balik dari sekolah?."
"Kenapa?."
"Datang ke apartemen gue sekarang, gue rasa lo harus tau informasi ini."
"Ok, sekarang gue ke sana."
"Sip."
Tuuttt
Ting Tong
Falix, Cellyna dan juga Kayla yang saat ini tengah memeriksa file berkas dari kantor Brama mulai memandang satu sama lain.
"Nah, itulah fungsi bel." Seru Falix.
Cellyna dan Kayla mendengus pelan setelah mendengar ucapan Falix.
KAMU SEDANG MEMBACA
Febbrizia
Ficção Adolescente"Setelah belasan tahun gue hidup di dunia, kenapa harus lo yang jadi pacar gue?." "Oh, sekarang lo mulai mengakui kalau gue itu pacar lo." ............ "KENAPA SI? Hiks hiks. Kenapa bukan gue aja yang pergi waktu itu hiks. Gue udah gak sanggup hiks...