"Nadila? Nadila, sebenarnya Nadila gak deket-deket banget si sama kita, tapi ya kebetulan aja dulu kita satu sekolah waktu SMP. Saat itu Nadila dibully gara-gara dia ngasih minuman ke cowok lo, karena gak mau terjadi hal yang lebih buruk menimpa Nadila, makanya gue sama yang lain nyuruh Ray buat nolongin tu cewek. Nah setelah itu, dia gak pernah dibully lagi, trus si Nadila itu jadi sering muncul di antara kita bahkan dia sampe daftarin diri jadi sekretaris OSIS setelah Ray kepilih jadi Ketos." Jelas Bastian kembali panjang lebar.
"Ohh." Cellyna mengangguk, sekarang ia paham kenapa Nadila begitu percaya diri, karena cewek itu ngerasa kalau Ray sangat peduli sama dia. 'Ternyata tingkat kepedean si Badila tinggi juga ya.' Ujar Cellyna sambil tersenyum miring.
........
Sebuah mobil hitam berhenti di dekat tempat parkir SMA Al-Ganexra, seorang perempuan turun dari tempat bagian penumpang setelah sang supir membukakan pintu untuk putri majikannya itu.
Perempuan itu mulai melangkah pelan dan tak melihat sekitaran, saat ini dia merasa gak semangat karena sahabatnya pasti belum masuk, mengingat Ray bilang kalau sahabatnya itu gak akan masuk sekolah selama seminggu.
BRUGH
"Ahh."
Karena tidak fokus berjalan, tanpa sadar perempuan itu telah menabrak dada salah seorang siswa yang ia yakini pasti anggota OSIS yang lagi jaga.
"Aduhh, siapa si yang halangi jalan gue." Perempuan itu mengusap pelan dahinya dan mengangkat kepalanya, matanya sedikit terbelalak melihat siapa yang telah menghalangi jalannya saat ini.
"Heh Risa, makanya kalau jalan tuh yang bener, matanya di pake buat melihat, jangan kaki doang yang digerakin." Protes seseorang yang tidak sengaja ia tabrak barusan.
"Ck, kucing, justru lo yang halangi jalan gue."
Leon mendelik tajam pada perempuan yang ada di hadapannya itu. "Gue kan lagi tugas buat jaga, gimana si lo."
"Berarti kerja lo gak becus."
"Dihh, aneh lo."
"Lo yang aneh." Balas Rarisa tak terima di sebut aneh.
"Rarisa." Panggil Rayyen agak keras, karena saat ini posisi Ketos agak jauh dari perempuan itu.
Merasa dipanggil, Risa menoleh ke asal suara. "Kenapa?." Tanyanya datar.
"Mending lo langsung masuk kelas, cewek gue pasti bete kalau di kelas sendirian."
Kedua mata Rarisa mulai berbinar dengan mulut yang terbuka sedikit, senyum lebar terpatri di wajahnya. "Cellyna sudah masuk?." Tanyanya tanpa sadar nada bicaranya naik satu oktaf. Dan hanya anggukan yang perempuan itu dapat sebagai jawaban dari Ketos.
"AAAAA CELLYNA CALISTA I'M COMING." Teriak Risa sambil berlari dari lapangan untuk menuju ke kelasnya.
Leon terkekeh pelan melihat tingkah Risa, "Dasar cewek gila."
.........
"Posisi lo saat ini kan pacarnya Ray-"
Cellyna mengangguk pelan, menyahuti ucapan Bastian yang saat ini belum selesai diucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Febbrizia
Teen Fiction"Setelah belasan tahun gue hidup di dunia, kenapa harus lo yang jadi pacar gue?." "Oh, sekarang lo mulai mengakui kalau gue itu pacar lo." ............ "KENAPA SI? Hiks hiks. Kenapa bukan gue aja yang pergi waktu itu hiks. Gue udah gak sanggup hiks...