"Lo jadi lawan kita dong malam ini Feb."
Cellyna menoleh pada Leon setelah mendengar pernyataan yang keluar dari mulut cowok.
"Gak kok, hari ini gue gak ikut."
"Lah, bukannya lo sudah terdaftar?." Tanya Brian.
Cellyna kembali menoleh melihat ke arah Brian dan mengangguk. "Iya, tapi Ray yang gantiin."
"Kenapa gitu?."
Kepala Cellyna kembali bergerak melihat ke arah Leon.
"Gak gue izinin." Sahut Ray datar dan singkat.
"Yahh gak seru dong. Tapi kenapa Febbri harus izin sama lo?."
"Yaa kan gue pacarnya Zia."
"Lo kan baru pacar, jangan terlalu posesif dan ngatur ini itu, nanti kalau cewek lo capek sama sikap lo trus ninggalin lo gimana?." Sahut Brian.
Dengan cepat Ray menoleh pada Cellyna. "Kamu bakalan ninggalin aku?."
Deg
Jantung perempuan itu mulai berdetak tak nyaman, matanya melirik ke samping menolak untuk bertatap muka dengan Ray. 'Kalau aku pergi nanti, apa Ray akan marah, apa dia bakalan benci sama aku?.' Ujarnya dalam hati bertanya-tanya. Cellyna menghembuskan nafas pelan, matanya menatap lekat pada kedua netra kekasihnya itu. "Aku gak akan ninggalin kamu." Ujarnya pelan. 'Tolong maafin aku kalau suatu hari nanti membuat kamu kecewa Ray.'
"Kenapa begitu?." Saat ini Giyo yang bertanya.
"Karena gue yakin, apa yang Ray lalukan merupakan hal yang terbaik buat gue." Jawab Cellyna dengan sangat yakin.
Sudut bibir Ray terangkat sehingga menampilkan senyum lega yang terpatri di wajahnya, jujur ia merasa senang sekali dan ia sangat bersyukur karena Cellyna paham dengan sikap dirinya yang terkesan banyak mengatur.
"Padahalkan gue pengen bersaing sama lo Feb." Seru Leon kembali.
"Gayanya bersaing, udah jelas lo bakalan kalah Yon."
Leon mendelik pada Bastian, "Ck, lo gitu banget Bas, kan siapa tau gue menang kalau hari ini bersaing sama Febbrizia."
"Udah kelihatan kalau lo pasti kalah Yon." Ujar Giyo ikut menyahut.
"Ah lo sama aja kaya Bastian Gi, harusnya sebagai sahabat itu kalian ngedukung gue, trus yakinin kalau gue tuh bisa, tapi lo semua malah bikin semangat gue jatoh."
"Mau seberapa keras kita meyakinkan, gak bakalan ada hasilnya Yon." Sahut Brian.
"Gue pikir lo ada di pihak gue."
"Udah udah, ayo ke sana, turnamennya mau di mulai." Sela Giyo setelah berdiri untuk berkumpul dengan peserta lain.
Sebelum pergi menyusul keempat temannya Ray meraih kedua bahu Cellyna dan menatap mata itu lekat, "Kamu tunggu aku ya, jangan pergi jauh, kalau bisa kamu tunggunya di tempat yang banyak orangnya. Kalau sendiri aku takut kamu di ganggu sama geng Alex yang gak ikut balapan."
Cellyna mengangguk pelan, "Iya, nanti aku berdiri di sana." Jawabnya sambil menunjuk kumpulan orang-orang yang berkumpul untuk menonton.
"Ok, tapi kamu harus tetap hati-hati ya."
"Iya."
"Yaudah ayo, aku anterin kamu ke sana." Ray meraih tangan Perempuan itu dan menuntun Cellyna kearah sekumpulan penonton yang ditunjuk tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Febbrizia
Teen Fiction"Setelah belasan tahun gue hidup di dunia, kenapa harus lo yang jadi pacar gue?." "Oh, sekarang lo mulai mengakui kalau gue itu pacar lo." ............ "KENAPA SI? Hiks hiks. Kenapa bukan gue aja yang pergi waktu itu hiks. Gue udah gak sanggup hiks...