Sudah dua minggu berlalu, keadaan Vania tidak berubah. Vania masih berteman dengan Chelsi dan Marcel, bahkan hubungan Vania dan Bagas semakin membaik. Jujur saja Vania masih memikirkan semuanya, semua yang terjadi di Yogya. Vania masih mengingat jelas kejadian itu. Bagas memaksa, bahkan berteriak jika Vania memberontak, Vania terkadang masih takut jika melihat wajah Bagas tapi Vania yakin kalau Bagas tidak seperti itu, saat itu Bagas di bawah pengaruh alkohol.
"Va?"
"Kenapa?"
"Lo yang kenapa, akhir-akhir ini melamun melulu."
"Enggak kok, ayok kantin. Gue laper!"
Vania menarik Chelsi menuju kantin. Saat di kantin Vania melihat Bagas dan Marcel. Bagas dan Marcel sedang duduk di meja paling pojok, mereka sengaja memilih tempat ini, karena tepat di bawah kipas angin. Vania segera menghampiri mereka.
"Va, kalian sudah ulangan ekonomi?"
"Sudah, mau tau soalnya?"
"Iya hehe."
Saat Vania dan Marcel sibuk membahas tentang ualangan ekonomi yang sudah Vania laksanakan, pikiran Bagas melayang kemana-mana. Bagas dan Marcel sengaja menyembunyikan kebenaran tentang kasus di Yogya kemarin. Bagas tidak bilang apa-apa ke Vania. Begitu juga dengan Marcel, Chelsi juga tidak tau apa-apa tentang Vania dan Bagas. Bagas berikir, lebih baik semuanya di sembunyikan serapat mungkin.
"Va, pulang sekolah mau jalan-jalan?"
"Boleh!"
Bagas mengangguk, mereka melanjutkan acara makan mereka dan ditemani lelucon yang dilontarkan oleh Chelsi atau Marcel.
📕🏀📕
"Mau kemana?"
"Gue ikut aja."
"Jalan-jalan aja mau? Keliling kota Jakarta."
"Boleh! Lama gue gak jalan-jalan."
Bagas tersenyum. Vania menggunakan jaket yang Bagas kasih, lalu segera naik ke atas motor. Bagas dan Vania berjalan memutari kota Jakarta, mereka berhenti di pasar malam, yang terletak di pusat kota Jakarta, Bagas dan Vania membeli berbagai jajanan. Saat mereka ingin masuk ke dalam komplek perumahan Vania, Vania merasakan mual. Vania menepuk pundak bagas untuk menepikan motornya. Bagas segera menepi. Vania turun dari motor Bagas, membuka helmnya lalu muntah. Perut vania mual sekali.
"Lo kenpa Va!?"
"Gak tau.. perut gue mual banget."
"Lo ada salah makan gak tadi? Udah gue bilang jangan makan yang pedes-pedes, ngeyel banget."
"Enggak! Kayaknya karena angin malem, gue udah lama gak keluar malem-malem."
"Yaudah, mau beli obat gak?"
"Gak usah, minum teh hangat nanti udah baikan."
"Oke deh, nanti kalau mau apa-apa telpon gue aa ya."
"Iya."
Vania segera naik ke motor Bagas, lalu Bagas melajukan motornya ke rumah Vania. Setelah Bagas mengantar Vania dngan selamat, Bagas segera melajukan motor ke rumahnya. Sekarang jam sudah menunjukan pukul sembilan lewat empat puluh lima menit. Bagas masuk ke dalam rumahnya, Ibu Bagas sudah berdiri di ruang tamu, melihat anaknya yang memasuki pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Fault
Teen FictionBagas Baswara, lelaki tampan yang menyungkai olahraga basket. Hidupnya yang sebelumnya damai berubah menjadi suram. Bagas menghamili seorang gadis, Vania Jovanka. Bagas tentu akan bertanggung jawab atas perbuatanya. Tetapi pada akhirnya dirinya kehi...