8. Your Tear I'ts My Fear

72 9 1
                                    

Bagas sampai ditujuan dengan selamat, Bagas membawa motornya sangat cepat, bahkan dirinya lupa membawa dua helm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagas sampai ditujuan dengan selamat, Bagas membawa motornya sangat cepat, bahkan dirinya lupa membawa dua helm. Saat Bagas sampai ditujuan Bagas bingung, kenapa Vania memberi lokasi menuju minimarket, bukan di rumah Reihan. Bagas tidak tau bentuk rumah Reihan, tapi, tidak mungkin Reihan tinggal di dalam minimarket. Bagas membawa motornya menuju minimarket tersebut. Saat Bagas semakin mendekat, dirinya melihat seorang gadis yang memakai seragam sekolah, gadis yang dicarinya. Vania.

"Va?"

Vania menoleh, dengan mata yang sembab, merah, berair. Bagas segera mendekat ke Vania, Bagas meletakan jaket dengan perlahan di bahu Vania. Bagas masuk ke dalam minimarket, dan keluar dengan segelas coklat hangat, meletakan coklat hangat dimeja, menarik kursi mendekat ke tubuh Vania. Bagas memeluknya. Bagas tidak tau kenapa Vania menangis, yang pasti, melihat gadis dihadapanya menangis membuat hati Bagas hancur.

"Kenapa?"

"Kak Reihan.."

"Dia kenapa..?"

Vania menoleh, menatap mata Bagas dalam-dalam. Air mata Vania semakin tidak berhenti saat dirinya menatap Bagas.

"Pelan-pelan.. kalau gak mau ngomong minum dulu ya."

Vania menggeleng.

"Reihan. Reihan cium aku."

📕🏀📕

Pukul enam lewat dua menit, Bagas sudah berdiri depan ruang osis, ini masih terlalu pagi untuk seorang Bagas sudah sampai di sekolah. Bagas membuka pintu tanpa mengetuk, terlihat Reihan yang sedang duduk membaca kertas. Bagas segera masuk tanpa permisi, mengambil kertas yang dibaca Reihan lalu membuangnya begitu saja. Bagas menarik kerah seragam Reihan, membawanya keluar menuju ke tengah lapangan sekolah.

"Setan!"

"Anjing!"

Bagas terus memukul, seperti tidak ada hari esok. Bagas marah, sepertinya darahnya sudah menaik hingga kepala. Bagaimana tidak, jika seseorang bermain dengan miliknya, maka orang itu akan berurusan dengan Bagas. Sudah lebih dari lima belas menit Bagas terus memukul, akhirnya ada dua orang guru laki-laki memisahkan mereka. Ekspresi wajah Reihan yang selalu tersenyum bahkan saat Bagas mengambil kertasnya, membuat Bagas semakin naik pitam, ekspresinya seperti meremehkan Bagas. Jika Reihan memiliki dendam dengan Bagas, kenapa dia harus membawa-bawa Vania?

Saat ini mereka sedang duduk di ruang kepala sekolah. Ruangan yang sangat dihindari semua siswa. Ruangan bernuansa putih, dengan ditemani bingkai foto dan rak yang dipenuhi prestasi peserta didik, serta sofa dan meja kecil terletak ditengah-tengah ruangan. Bagas dan Reihan duduk bersebelahan dan di depanya seorang laki-laki, kepala sekolah mereka, menatap mereka dengan tajam.

"Kamu Bagas! Kamu kenapa tiba-tiba mukul anak orang!?"

"Coba bapak tanya sendiri sama orangnya, enggak semua orang baik di dalamnya juga baik pak. Orang ini iblis!"

My FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang