"Bagas! Nitip susu ya buat Alvin."
"Siap!"
Bagas keluar dari apartemenya, berjalan menuju parkiran. Selama di jalan Bagas merenungkan diri, ada yang salah dengan dirinya. Bagas terus berjalan, hingga sampai di depan motornya. Setelah menikah, Bagas dan Vania benar-benar belum melakukan hubungan suami istri. Bagas sedikit mempermasalahkan soal itu, bagaimana pun dirinya laki-laki dan pasti memiliki hastrat sexual.
"Arya, lo dimana? Bisa jemput gue gak?"
"Bisa, apart lo searah sama kampus kita."
"Oke, jemput yak. Gue di loby."
Arya menutup ponselnya terlebih dahulu. Bagas duduk di loby menunggu jemputan Arya. Hari ini Bagas dalam perasaan yang tidak terlalu baik, Bagas takut jika memaksa membawa motor ke kampus. Bagas membuka ponselnya sambil menunggu Arya. Entah kenapa, selama Bagas membuka sosial medianya, sudah berapa kali foto wanita cantik dan sexy muncul di beranda sosial medianya. Bagas menghela nafas, keadaanya semakin memburuk.
"Buruan, nanti telat!"
Bagas berlari masuk ke dalam mobil Arya. Bagas duduk dengan nafas yang tak beraturan, tentu Arya bertanya-tanya, ada apa dengan Bagas. Bagas hanya mengeluh, apakah wajar menurut Arya selama mereka menikah, mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri.
"Enggaklah anjir! Kasian banget lo! HAHAHAHA."
"Bngst. Gue serius anjing."
"Santai dong, mungkin wajar aja. Capek tau ngurus anak sama beres-beres rumah. Belum lagi urusin laki, yang masih kuliah."
"Nyesel gue cerita sama lo."
"Serius gue, kenapa lo? Lagi pengen banget?"
"Semalem."
"Oh.."
Arya mengubah topik obrolan, sepertinya sudah tidak boleh ldilanjutkan lagi. Setelah lima belas menit, mereka sampai di depan kampus mereka. Bagas keluar terlebih dahulu meninggalkan Arya yang masih di dalam mobil. "Heh! Kemana lo!? Tungguin kali!" Arya segera mwngambil tasnya dan berlari mengejar Bagas. Saat di jalan Arya tidak sengaja menabrak seorang perempuan. "Eh maaf! Sorry ya gue duluan!" Arya membungkukan badanya lalu lari menyusul Bagas.
☾ ˖ ݁. *
"Va, dimana?"
"Aku lagi di kafe, sama Alvin."
"Oh, oke. Susunya aku letakin di rak ya."
"Iya, oh, malam ini aku gak masak loh.. mau makan di luar?"
"Boleh, yaudah aku mandi dulu abis itu jemput kamu di kafe."
"Ayiyay kapten!" Alvin yang menyaut.
"Iya sayang, papa tutup dulu ya telfonya."
Bagas meletakan ponselnya, lalu mengambil handuk. Bagas hanya menggunakan kaos hitam dan celana jeans selutut. Rintik-rintik hujan terdengar, Vania dan Alvin berada dalam kafe, menunggu Bagas menjemput. Alvin sedang sibuk dengan tabletnya yang sedang diputar lagu anak-anak, sedangkan Vania bermain dengan ponselnya, Vania belum pernah mengunggah foto dirinya dan Alvin. Sepertinya Vania akan segera mengunggahnya.
"Va, aku udah di depan kafe kamu."
"Oke."
Vania segera mengendong Alvin menutup kepala Alvin dengan tas Vania lalu Vania berlari menuju mobil mereka. Vania memastikan bahwa Alvin sudah aman, setelah itu Bagas melajukan mobilnya.
"Mau makan apa?"
"Mau kuah-kuah.. ramen?"
"Boleh, yang di dalam mall itu?"
"Boleh!"
"Selera kamu gak berubah ya dari dulu."
"Iya dong, ramen disitu top banget!"
Bagas tertawa. Alvin di belakang masih terfokus dengan tabnya, Alvin sibuk bernyanyi mengikuti suara yang keluar dari tabnya. Vania menggunakan celana pendek, dan kaos. Bagas yang tau Vania kedinginan segera mengambil hodienya yang sengaja Bagas letakan di kursi belakang mobil. "Pake, lain kali jangan pake celana pendek Va." Bagas memberi hoodienya. "Maaf.. abisnya tadi siang panas banget." Balas Vania sambil menggunakan hoodienya Bagas. Tentu hoodie Bagas akan kebesaran di Vania, yang membuat tanganya tenggelam.
"Gemes banget."
Bagas mengambil tangan Vania lalu menciumnya. Bagas terus mengandeng tangan Vania hingga mereka sampai pada tujuan. "Aku aja yang gendong Alvin, di belakang ada payung. Kamu pegang payung aja buat tutupin Alvin." Vania mengangguk, Bagas keluar dari mobil untuk mengambil payung setelah itu Bagas menyerahkan payung itu ke Vania. Vania keluar dengan payung dan berjalan menuju Bagas. Bagas mengendong Alvin, dan Vania di sampingnya memegang payung."Alvin makan nasi kari aja ya?"
"Iyaa!"
Vania memesan makanan, Bagas mencari kursi untuk anaknya duduk. Setelah itu mereka bertiga duduk menunggu makanan mereka datang. Vania dan Bagas sibuk bermain dengan buah hati mereka. Saat makanan sudah datang mereka segera menyantap makanan mereka. "Va, pulang ini mau ke taman gak?" Vania menoleh, saat Bagas menyebut taman, mata Alvin berbinar, Vania yang menyadari itu mencubit pelan pipi Alvin. Vania mengangguk, menyetujui ajakan Bagas.
"Tapi beli jakaet dulu ya buat Alvin, soalnya habis ujan pasti dingin diluar."
Bagas mengangguk, setelah mereka makan. Mereka berjalan mencari toko baju untuk anak-anak. Vania membeli satu jaket dan memakaikan ke Alvin. Mereka mampir ke taman dekat dengan apartemen mereka, sayang sekali beberapa wahana anak kecil basah, tentu Alvin tidak bisa bermain. Alvin hanya bisa berlari ke sana-sini. "Alvin, pelan-pelan ya! Awas nanti jatuh." Vania duduk di ayunan, ayunanya kering karena atasnya terdapat atap.
"Pernikahan kita sudah hampir dua tahun."
Vania menoleh, Vania tau bahwa pernikahan mereka sudah memasuki dua tahun, sebentar lagi ke tiga.
"Kamu pernah bosen gak sama aku?"
Vania tentu terkejut. Vania lalu tertawa. Bagas hanya bisa diam, melihat Vania yang tertawa terbahak-bahak.
"Gimana akau bisa bosen? Kalau aku bosen, aku pasti bakal mengingat kenangan dulu lagi. Gimana susahnya aku pertahanin Alvin, gimana susahnya minta persetujuan mama kamu, gimana sakitnya aku gak lanjutin pendidikan aku, dan semua ini gak akan ngebuat aku bosen sama kamu. Perjuangan kita yang mempersatukan kita."
Bagas terdiam lalu beridi memeluk Vania. "Terima kasih Va karena selalu tunggu aku." Bagas menangis. Vania membalas pelukan Bagas lalu mengusap rambutnya. Setelah dua puluh menit, Vania memanggil Alvin, karena sudah semakin larut. Vania mengendong Alvin dan masuk ke dalam mobil mereka. Saat sampai rumah Vania segera membilas badan Alvin, setelah semua selesai baru Vania membersihkan dirinya.
"Va, mandi bareng yok!"
"Gak! Gak ya, aku tau pikiran kamu itu."
"Hehe, ayolah.."
"Gak!"
Vania segera mengambil handuk dan berlari ke dalam kamar mandi. Bagas hanya bisa tertawa. Bagas duduk di kasur menunggu Vania. Selama dua tahun ini mereka benar-benar belum pernah melakukan hubungan suami istri, karena itu Bagas berpikir apakah Vania bosan, atau karena hal lain. Bagas menghembuskan nafas, lalu berbaring. Setelah menunggu hampir setengah jam, Vania keluar dan menyuruh Bagas untuk mandi. Bagas melihat Vania yang menggunakan handuk yang terlilit di tubuhnya membuat gairah Bagas menaik. Bagas segera mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi.
☾ ˖ ݁. *
"Va, mau jalan-jalan gak? Berdua aja."
"Avlin gimana..?"
"Titip ke mama aja ya?"
"Okei, kamu udah telfon mama aku?"
"Udah, aman semua."
"Mau kemana kita? Beli furnitur mauu? Buat kafe aku."
"Oke, ayok."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fault
Teen FictionBagas Baswara, lelaki tampan yang menyungkai olahraga basket. Hidupnya yang sebelumnya damai berubah menjadi suram. Bagas menghamili seorang gadis, Vania Jovanka. Bagas tentu akan bertanggung jawab atas perbuatanya. Tetapi pada akhirnya dirinya kehi...