13. Yogyakarta I'm Coming

38 6 1
                                    

Saat ini bus berhenti tepat di pintu utama hotel. Sebuah hotel yang letaknya didekat pantai. Para siswa dan siswi berkumpul untuk mendapatkan kunci kamar mereka. Guru membagikan kunci satu kamar untuk dua orang, tentu Vania dan Chelsi akan sekamar. Setelah Chelsi mendapatkan kunci kamarnya, Chelsi segera menarik Vania menuju kamar mereka.

"Akhirnya! Kita libur!"

Vania mengangguk, mereka meletakan koper mereka diujung sudut ruang. Kamar ini sederhana terdapat dua kasur berukuran single bed dan kamar mandi yang ada bathtub. Mereka merebahkan diri, menunggu panggilan guru.

"Entar hari terakhir ke pantai yok!"

"Selaw dong, ini aja masih hari pertama udah omongin hari terakhir aja."

Chelsi tertawa. Selama mereka di Yogyakarta, mereka akan melakukan kegiatan outbound, berkunjung ke berbagai candi, menonton teater, dan wisata makanan. Selama seminggu mereka akan menetap di Yogyakarta, hanya angkatan kelas sebelas yang pergi ke Yogyakarta. Setiap kelas sebelas sekolah pasti akan mengadakan outing ke Yogyakarya.

"Gue bener-bener gak sabar!"

"Same."

Saat Chelsi dan Vania sedang mengobrol hal-hal ringan, seseorang mengetuk pintu kamar mereka. Chelsi berjalan ke arah pintu, dan mengintip siapa yang mengetuk pintu mereka. Marcel. Chelsi segera membuka pintu.

"Ini kamar kalian?"

"Ya iya, kalau bukan, gak mungkin kami yang buka."

"Oh yaudah si, sensi banget, gue cuman mau mastiin."

Setelah itu Marcel melambaikan tangan lalu masuk ke dalam kamarnya. Ternyata kamarnya tepat di depan kamar Vania dan Chelsi. Kamar mereka berseberangan. Saat mereka ingin menutup pintu kamar, seorang guru memanggil semua anak untuk turun ke hall hotel. Vania dan Chelsi mengambil tas mereka lalu turun, bersamaan dengan Marcel dan Bagas, mereka mengambil ponsel dan dompet, lalu turun menuju hall hotel.

"Anak-anak, ingat. Jangan jauh dari pengawasan guru disini, kalau mau pergi kemana pun kabari wali kelas kalian masing-masing. Mengerti?"

Semua menjawab mengerti. Guru mengarahkan semua siswa dan siswi untuk menuju bus dan pergi ke rumah makan, karena saat ini sudah jam empat sore dan mendekati jam makan malam. Saat sudah sampai, semua siswa siswi duduk dikursi yang sudah disediakan. Delapan guru ikut dalam studytour ini dan salah satunya ada kepala sekolah, serta dua anggota osis yang ikut dalam studytour ini.

"Lauknya ikan ya.."

"Biar pinter."

Vania dan Bagas tertawa melihat percakapan Chelsi dan Marcel, mereka memutuskan untuk duduk di satu meja yang sama, satu meja terdiri dari empat orang. Entah kenapa, setiap studytour, selalu ikan yang dijadikan makanan, kenapa tidak ayam? Lupakan. Mereka makan dengan lahap. Mereka berangkat dari Jakarta sekitar jam tujuh pagi dan sampai jam tiga kurang, perjalanan dari stasiun kereta ke hotel cukup memakan waktu.

"Eh, nanti malem ngumpul yok di kamar gue."

Saat mereka sedang asik makan, Chelsi tiba-tiba bertanya. Lalu Marcel menjawab.

"Dih, ngapain?"

"Ya main kartu bego! Kita bawa uno."

Vania kembali tertawa. Wah, Marcel berpikir apa? Chelsi membawa berbagai macam mainan, Chelsi memiliki prinsip selama studytour mereka tidak akan bermain ponsel dan akan menghabiskan waktu dengan bermain game offline. Vania tidak masalah akan itu, Vania juga jarang bermain sosial media.

"Gue terserah, Marcel ikut gue ikut, nih anak kan soleh pake banget."

Vania kembali tertawa, Lalu Marcel memukul bahu Bagas yang memar akibat lomba basket kemarin.

"Sakit anjing!"

"Sori gak sengaja."

Bisa gitu ya 'gak sengaja' terserah Marcel aja, dia senang Bagas juga senang. Setelah semua siswa siswi selesai makan, mereka kembali ke bus masing-masing dan para guru mengabsen kelas masing-masing. Mereka kembali ke hotel, semua siswa siswi dan para guru masuk ke dalam kamar masing-masing, ada dua guru yang berjaga di hall hotel, takut ada siswa siswi yang nekat keluar di malam hari.

📕🏀📕

Saat kemarin malam Vania tidak tau apakah Bagas dan Marcel jadi ke kamar Vania, karena saat sampai di hotel, Vania membersihkan diri lalu tidur.

"Kayaknya mereka gak ke kamar kita deh, soalnya gak ada ketukan."

Bagus deh. Vania juga sudah sangat mengantuk, tidak mungkin memaksakan untuk bermain game. Vania dan Chelsi bersiap, saat ini tujuan pertama mereka menuju Candi Borobudur. Mereka memakai sunblock karena takut kulit mereka memerah, lalu membawa tas kecil untuk keperluan mereka, seperti dompet, ponsel, tisu, lipbalm, sunblock, dan perlengkapan seorang siswi pada umumnya. Vania dan Chelsi turun menuju hall hotel, berdiri dibarisan sesuai kelas mereka.

"Kalian sudah melihat jadwal kan? Tujuan pertama kita ke candi borobudur dari jam delapan sampai sepuluh, lalu lanjut ke museum, dan makan siang. Lalu jam dua kita akan menonton wayang sampai jam lima, setelah itu kita makan malam, dan kembali ke hotel."

Semua mengangguk, lalu berjalan menuju bus masing-masing. Satu bus satu kelas, jadi Bagas dan Marcel tidak satu bus dengan Vania dan Chelsi. Selama di bus, kelas Vania memutar lagu dan bernyanyi, wali kelas mereka merekam kegiatan mereka untuk dijadikan sebuah memori untuk dikenang saat mereka sudah lulus. Beberapa siswi tertidur karena lelah bernyanyi, seperti Chelsi, Vania tidak bisa tidur, dan hanya menatap kaca. Pemandanganya sangat indah, lahan yang penuh dengan padi, orang yang berjualan, bahkan disini masih sangat alami, tidak seperti di Jakarta. Kedua kota ini memiliki perbedaan yang signifikan.

Saat sudah sampai mereka segera diarahkan menuju candi, mereka masuk dan berfoto-foto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat sudah sampai mereka segera diarahkan menuju candi, mereka masuk dan berfoto-foto. Vania dan Chelsi berfoto dengan sebuah kamera yang dibawa oleh Chelsi. Saat mereka sibuk berfoto seseorang dari belakang memakaikan topi ke Vania. Reihan. Seperti yang kalian tau, ada dua anggota osis yang ikut. Reihan dan satu anggota osis perempuan. Mereka juga membantu guru untuk mengatur dan menjadi mc untuk acara mereka nanti.

"Gue gak mau, nih ambil."

"Pake aja, matahari di atas kepala."

"Kalau gue gak mau, ya gak mau."

Chelsi segera mengambil topi Reihan dan melemparnya ke Bagas, yang saat itu posisi Bagas tidak jauh dari Chelsi. Bagas menoleh, dan melihat Reihan. Bagas berlari dan mendorong Reihan, Reihan hampir jatuh karena dorongan Bagas.

"Lo kenapa masih deketin dia?"

Marcel datang, mengikuti Bagas. Marcel datang membawa topi yang tadi dilempar Chelsi. Marcel memberi topi itu ke Chelsi lalu Chelsi melempar ke Reihan.

"Dia gak butuh topi, udah kan? Pergi sana, urus urusan lo."

Reihan tersenyum, lalu pergi. Kedatanganya tidak disambut dengan baik. Marcel dan Chelsi tentu tau masalah Vania dan Reihan, bagaimanapun mereka dulu berteman dan sekarang hubungan mereka dingin sekali seperti di Antarctica, suasana mereka sudah tidak seperti dulu lagi. Lebih tepatnya Vania yang berubah menjadi dingin dan menghampiri Reihan jika ada perlu saja.

🏀📕🏫🥇

Maaf udah lama gak up 😭

My FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang