4. Her Parents

120 13 0
                                        

"Gimana? Pulang kemarin aman?"

"Aman, pas sampe rumah dapet ocehan dikit."

Vania mengangguk. Saat ini mereka sedang duduk di UKS. Jam istirahat tadi Vania dan Chelsi berjalan menuju mading sekolah, Vania ingin menempel brosur. Mading ini terletak tepat didekat lapangan basket, hanya dengan menoleh ke belakang sudah terlihat lapangan basket, saat Vania ingin menempel kertas ke mading tersebut, terdengar suara teriakan gadis. Vania langsung menoleh saat mendengar teriakan para gadis, Vania berlari bersama Chelsi menuju tengah lapangan. Vania menerobos kedalam kerumunan, saat sampai, terlihat Bagas dengan bibir yang pucat, badanya yang berkeringat. Vania langsung menyuruh siswa laki-laki mengangkat Bagas ke UKS.

"Kalau ada yang pingsan ya dibawa ke UKS! Bukan malah sibuk ngelap wajahnya!" Teriak Vania.

Semua gadis yang berteriak diam seketika. Vania salah satu orang yang cukup disegani, sikapnya yang tegas membuat beberapa siswa atau siswi takut terhadap dirinya. Terutama Vania adalah wakil osis.

📕🏀📕

"Nih roti, sama teh hangat."

"Thanks."

"Kenapa bisa sampe pingsan?"

"Tadi pagi gue telat bangun lupa sarapan, terus, tadi istirahat gue gak makan karena ngerjain tugas. Tiba-tiba gue dipanggil guru buat latihan basket."

Saat mereka sedang mengobrol, seseorang masuk kedalam ruangan UKS tersebut. Marcel, dengan tangan yang membawa kotak makan. Sepertinya Marcel sangat tau tentang Bagas dan maagnya. Vania berdiri dari kursinya yang tepat disamping kasur Bagas. Vania menyuruh untuk Marcel duduk disitu. Marcel mengangguk dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.

"Nih lo makan dulu, abistu minum obat, ini ada vitamin sama obat maag lo."

Vania terkejut, matanya membesar lalu menatap Bagas. Bagas dari tadi menahan sakit, tapi dengan santainya orang-orang sibuk dengan wajahnya. Entah kenapa Vania tiba-tiba merasa bersalah, kenapa dirinya tidak datang lebih awal. Vania berpamitan pada mereka, lalu keluar dari ruang UKS. Vania berjalan menuju ruang osis, untuk bertemu Reihan. Vania ingin memberi tau bahwa brosurnya sudah ditempel di mading sekolah.

"Kak, brosurnya aku udah tempel."

Reihan mengangguk, lalu mengucapkan terima kasih. Vania berjalan menuju meja yang berisi makanan ringan, dan mengambil dua botol air putih dan vitamin C. Vania berjalan dengan begitu cepatnya ke UKS, bahkan dirinya tak sengaja menambrak orang. Saat Vania masuk ke ruang UKS, Vania masih melihat Bagas dan Marcel. Vania segera meletakan vitamin dan dua botol air putih dinakas dekat kasur Bagas.

"Nih air putih, lo gak mungkin bisa minum obat kalau gak ada air putih."

"See?" Ucap Marcel, Vania tidak tau apa maksudnya. Setelah itu Marcel berdiri, menyuruh Vania duduk di kursi tersebut.

"Gue lagi ada tugas, tolong jagain Bagas ya. Nama gue Marcel."

Vania mengangguk. Vania duduk dikursi yang tepat disamping kasur Bagas.

"Lo mending tidur aja. Wajah lo masih pucat."

Bagas mengangguk. Vania segera membantu Bagas untuk membaringkan dirinya, setelah Vania merasa Bagas sudah diposisi yang nyaman, Vania segera menyuruh Bagas untuk tidur. Saat Bagas sudah tertidur Vania memutuskan pergi menuju kelasnya, karena jam istirahat sudah berakhir. Vania berjalan menuju kelasnya, saat Bagas sudah diruang UKS, Chelsi tidak ikut menjaganya dan memutuskan ke kantin, dirinya juga lupa sarapan dan akhirnya Vania sendiri yang menjaga Bagas hingga Marcel datang.

📕🏀📕

"Lo kalau gak kuat motoran suruh sopir aja jemput."

"Sopir gue dipake sama papa."

My FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang