"Hari ini mau jalan?"
"Lo lagi ada masalah masih bisa jalan?"
Siapa lagi jika bukan Reihan dengan mulutnya yang tajam. Saat ini Bagas sudah di kamar Marcel, duduk di kasur Marcel. Untungnya, kasur Marcel memiliki dua tempat, kasurnya single bed namun dibawahnya bisa ditarik dan bisa untuk satu orang.
"Gue mau jalan-jalan sekalian mau lihat-lihat.."
"Lihat-lihat apa?"
"Kalian tau kan Vania hamil..? Pasti banyak keperluanya, gue mau beli."
"Oh, terserah si. Pake sopir gue aja."
Bagas dan Reihan mengangguk. Reihan sudah jauh lebih membaik, Reihan masih sering minum obat serta menggunakan salep untuk menyembuhkan lukanya. Bagas kembali ke rumahnya untuk berganti pakaian. Setelah itu mereka bertiga berkumpul di halaman rumah Marcel. Marcel izin terlebih dahulu ke ibunya, lalu mereka pergi menggunakan sopir Marcel menuju mall terdekat.
"Kalian mau apa?"
"Gue mah ikut lo aja"
Reihan tidak memiliki apa-apa, dirinya hanya membawa badan yang sudah terluka keluar dari rumahnya.
"Sama."
"Yaudah, kebawah aja mau beli keperluan Vania."
Reihan dan Marcel mengangguk. Mereka melihat-lihat rak berisi persusuan. Tentu mereka bertiga bingung, mana yang biasanya Vania minum.
"Ini yang mana..?"
"Chat dia bego, nanya."
"Kan mau surprise."
"Nomor orang tuanya ada?"
"Ada si, kemarin sebelum ke Yogya papanya tiba-tiba chat gue."
"Coba tanya."
"Takut.. gue kemarin aja ditampar."
Ya. Suara tawa Reihan menggelegar di sepanjang lorong ini. Reihan tertawa tentu saja. Berbeda dengan Marcel, Marcel sedikit kasihan dengan Bagas, walau Bagas pantas mendapatkanya.
"Chat aja gakpapa, pasti suasana hatinya sudah membaik."
Bagas mengangguk. Bagas mengeluarkan ponselnya dari kantongnya.
Bagas
Siang om, maaf mengganggu. Ini Bagas om, mau nanya, biasanya Vania minum susu apa untuk kehamilanya?
11.49Bagas menunggu jawabanya, saat beberapa menit Ponsel Bagas bergetar. Ayah Vania sudah menjawab pesan Bagas.
Indra (papa Vania)
[send a picture]
12.02Bagas tersenyum.
Bagas
Terima kasih om
12.02Bagas segera menuju rak yang terdapat susu untuk wanita hamil, Bagas mencari susu yang dikirim oleh ayah Vania. Bagas mengambil tiga kotak, lalu Bagas ke kasir. Saat mreka bertiga seang berjalan, mata Bagas tertuju pada toko pernak pernik. Tumbler berwarna hijau tosca. Bagas mengambilnya, untuk Vania. Baga pikir bisa digunakan Vania untuk meminum susunya. Bagas berjalan ke kasir dan membayar pesananya.
"Makan dulu plis, gue bisa kejang-kejang kalau telat makan." - R
"Iya? Yauda kia pulang dulu baru pesen online." - M
"Heh beruk! Gak gitu ya konsepnya." - R
"Sudah. Mau makan apa?" Bagas melerai mereka.
"Ramen?"
Reihan dan Bagas mengangguk. Mereka berjalan menuju restoran jepang. Setelah mereka selesai makan, mereka kembali berjalan mengelilingi mall itu. Jam sudah menunjukan Pukul delapan malam, mereka bertiga memutuskan untuk pulang. Marcel menelpon sopirnya, lalu mengantar mereka menuju rumah masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fault
Teen FictionBagas Baswara, lelaki tampan yang menyungkai olahraga basket. Hidupnya yang sebelumnya damai berubah menjadi suram. Bagas menghamili seorang gadis, Vania Jovanka. Bagas tentu akan bertanggung jawab atas perbuatanya. Tetapi pada akhirnya dirinya kehi...