40. The Coffe Turns Cold

53 3 0
                                    

Rabu, Kost Arya
17.03

Arya pulang menuju kostnya, saat sampai di kost Arya sudah melihat Bagas duduk di motornya depan pagar kost Arya. Arya menghela nafas membuka pagar kostnya dan menyuruh Bagas masuk terlebih dahulu, setelah itu Arya memarkirkan mobilnya. Arya berjalan masuk menuju kamarnya diikuti oleh Bagas. Bagas duduk di lantai, sedangkan Arya duduk di kasurnya.

"Jadi.. Vania kasih kesempatan ke gue gak?"

Benar. Bagas yang menyuruh Arya untuk bertanya, Bagas sudah tidak tau lagi harus berbuat apa. Bagas tau bahwa masalah yang dibuatnya sangat fatal dan hanya berapa persen Vania akan memaafkanya. Bagas takut untuk pulang, Bagas takut kehadiranya tambah membuat Vania menjadi risih. Hari ini Bagas akan membiarkan Vania tenang terlebih dahulu, baru dirinya akan pulang besok.

"Gue gak tau. Omongan Vania berbelit-belit dan gue yakin cuman lo yang ngerti. Jadi gue rekam. Lo denger sendiri."

Arya mengambil ponselnya di saku celananya, membuka ponselnya, lalu meletakan ponsel itu tepat di depan Bagas. Bagas memutar rekaman suara yang sudah disediakan oleh Arya.

"Gue gak tau dia udah cerita ini belum ke lo. Gue rasa gak cuman sekali gue maafin sikap dia dan dia masih aja terus ngulangin. Dia yang hilang, marah, takut, dan gue masih maafin atas tindakan dia, dan sekarang lagi-lagi dia marah, takut, dan hilang. Gue harus apa? Bujuk dia buat balik? Gue rasa gue udah gak bisa lagi. Gue udah cukup buat baik sampai saat ini. Gue juga manusia punya hati dan pikiran. Apapun yang terjadi, gue bakal lakuin yang terbaik buat Alvin."

Bagas termenung. Dulu Bagas menghilang, marah, dan takut saat mendengar kabar kehamilan Vania. Bagas takut akan kedua orang tuanya dan memilih untuk menjauhi Vania. Saat itu Vania masih mengirimnya pesan dan memanggilnya saat di sekolah, tapi Bagas selalu mengabaikanya. Saat ini terulang lagi. Bagas membuat masalah dan memilih untuk menghilang, Bagas marah terhadap Vania dan takut jika Vania tidak memaafkanya lagi.

"Gimana sekarang?"

"Gue udah gak tau lagi.."

"Pulang sana, bicarain baik-baik."

"Gue takut."

"Takut apa, Vania minta cerai? Lo gak denger di akhir? Dia bakal lakuin yang terbaik buat Alvin. Kasarnya dia gak akan cerain lo, karena Alvin. Gak mungkin Vania egois dengan cerai sama lo di saat Alvin masih kecil. Giaman juga cara kalian jelasinya ke Alvin yang masih kecil?"

Umur Alvin sudah tiga tahun dan mau masuk ke empat tahun. Benar kata Arya. Mereka pasti akan berusaha untuk mempertahankan keluarga ini demi Alvin. Alvin adalah kunci Vania, Avnia akan melakukan apapun untuk Alvin. Vania berjanji terhdap dirinya bahwa kebahagiaanya ialaha ketika Alvin Bahagia.

"Besok gue pulang."

"Dih, sekarang aja!"

"Udah malem, yang ada gue di begal bego!"

"Takut lo?"

"Ya-iya anjing, gue juga manusia kali bukan iron man."

...

Kamis, apartemen Bagas & Vania
11.02

Bagas naik menuju unit apartemen yang dirinya tinggali. Sebelum Bagas mengetuk, Bagas sudah mendengar tawa buah hatinya. Bagas tau saat ini jam bermain Alvin, sedangkan Vania biasanya sedang berberes di dapur. Bagas mengetuk pintu, lalu pintu terbuka terlihat Vania dengan rabutnya yang terkuncir serta apron yang masih digunakanya. Vania hanya membuka pintu, lalu kembali menuju dapur. Bagas tidak terkejut, walau biasanya saat dirinya pulang dirinya akan di sambut dengan pelukan hangat.

"Papa!"

Alvin berjalan mendekat Bagas, Bagas pun tersenyum lalu mengendong anaknya.

"Alvin sudah makan?"

"Sudah! Mama masak sup! Enak!"

Bagas tertawa lalu membawa anaknya menuju sofa, Bagas menyalakan televisi dan membuka lagu anak-anak yang biasanya Alvin dengar. Lagu itu berputar memenuhi ruangan, hiu-hiu warna warni itu membuat Alvin berjoget-joget ria dan Bagas hanya bisa tertawa dan mengikuti gerakan Alvin. Saat mereka sedang bermain, Vania datang membawa buah untuk Alvin dan juga Bagas.

"Makasi Va."

Bagas menyuruh Alvin untuk istirahat terlebih dahulu, Bagas memberi Alvin minum lalu menyuapi buah segar yang baru di potong ke Alvin. Setelah itu beberapa menit kemudia Alvin tertidur di pangkuan ayahnya. Bagas tersenyum lalu mengendongnya menuju kamar. Saat Bagas keluar terlihat Vania sedang duduk di sofa sambil menonton televisi. Bagas duduk di sebelah Vania.

"Tadi papa kamu telfon, katanya mau rayain ulang tahun Alvin."

"Kamu mau?"

"Aku terserah, Alvinya mau atau enggak."

"Acara dimana?"

"Makan-makan doang."

"Yaudah, rayain aja gak ada salahnya juga."

"Yaudah, kamu kabarin ke papa. Kata papa kalau kita mau nanti papa yang urus."

Bagas mengangguk lalu segera mengeluarkan ponselnya. Bagas menelfon ayahnya, dan Bagas berkata bahwa Alvin mau dirayakan. Ayah Bagas senang, Vania bisa mendengar dengan jelas bahwa Ayah Bagas berteriak "akhirnya bisa ketemu cucu!" Bagas mematikan sambungan setelah berbicara terhadap ayahnya.

"Aku gak mau bahas yang kemarin, intinya kita jalanin aja. Usia Alvin mau empat tahun, tolong, kamu harus ngerti."

"Iya. Aku ngerti."

Bagas tidak mendengar kata bahwa Vania sudah memaafkan dirinya dan memberi kesempatan. Bagas tau, bahwa saat ini prioritas Vania hanya ada di Alvin bukan di keluarga kecilnya. Setelah itu Vania pamit ke Bagas untuk tidur siang, Bagas hanya mengangguk. Bagas melihat Vania masuk ke dalam kamar dan tidur bersama Alvin. Bagas hanya bisa berusaha lagi untuk membuat keluarganya kembali seperti dulu.

Saat jam dua Bagas ada kelas, jadi Bagas memutuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu, lalu makan siang dan berangkat menuju kampus, karena sudah dua hari lebih Bagas tidak masuk dan menitip absen pada Arya. Saat di kampus Bagas bertemu dengan Arya. Bagas dan Arya pun berjalan bersama menuju kelas mereka.

...

12 Juli 2020
Alvin birthday at Serenity Hotel
13.00

"Alvin!! Cucu kesayangan!"

Ayah Bagas langsung merebut Alvin dari gendongan Vania, mencium-cium pipi anaknya. Alvin hanya tertawa girang karena kegelian. Vania dan Bagas pun tertawa. Setelah beberapa menit kemudian, orang tua Vania juga datang. Vania pun langsung memeluk kedua orang tuanya.

"Gimana kabar kamu kak? Sehat?"

"Iya, aku sehat pa. Kalian bagaimana?"

"Kami sehat. Mana nih cucu mama? Udah lama gak liat."

Vania menunjuk Alvin yang sedang di gendong oleh Ayah Bagas. Ada teman-teman dan kolega bisnis Baskara yang di undang ke ulang tahun Alvin dan Vania senang karena ayahnya dengan bangga mengenalkan Alvin sebagai cucunya. Orang tua Vania juga senang bahwa cucunya mendapat pengakuan dari keluarga Bagas, walau hanya ayahnya. Vania tidak tau kabar ibu Bagas, kata ayahnya, Martha tidak bisa hadir karena harus datang ke acara seminar.

"Ayok sini, kita foto sekeluarga!"

Bagas dan Vania datang beserta kedua orang tua Vania. Alvin yang duduk di sebelah kue tiga tingkat bertema baby shark. Vania di sebelah kiri, Bagas di sebelah kanan merangkul anaknya, ayah Bagas di sebelah Bagas, dan orang tua Vania di samping Vania merangkul Vania.

...

My FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang