35. Beautiful Day

45 5 0
                                        

P.s : jangan lupa sambil dengar lagu yaa ~

...

"Bagus ini atau ini?"

"Apa bedanya..?"

"Ini coklatnya muda, ini sama tapi lebih muda."

Bagas sembarang menunjuk, karena menurut Bagas ke dua itu tidak ada bedanya. Bagas membawa barang belanja Vania, sedangkan Vania sibuk memilih-milih. Awalnya Bagas pikir mereka akan mampir ke satu toko, setelah itu akan menghabiskan waktu berdua. Nyatanya, dari pagi hingga sore, mereka sibuk melihat-lihat furnitur yang akan di letakan di kafe Vania.

"Va.. aku laper, makan dulu yok."

"Boleh, ini barang belanjanya bawa ke mobil dulu aja."

"Iya."

Bagas dan Vania berjalan menuju mobil mereka. Saat sampai di mobil Vania memberi saran, sebaiknya mereka makan di luar mall saja, mereka sudah di mobil, kenapa tidak sekalian?

"Mau makan apa?"

"Bakso enak nih."

"Ayok."

Bagas melajukan mobilnya ke tempat bakso langganan dirinya dengan Marcel saat SMA dulu, entah ibu-ibu yang berjualan masih ingat dengan dirinya atau tidak. Gerobak biru yang memancarkan asap, bertulis Bakso bu Sari. Kursi plastik berwarna merah dan meja yang dilapiskan kain yang bercorak merek minuman. Vania duduk di salah satu kursi, menunggu Bagas memesan.

"Bu, saya bakso campur satu sama bakso telur satu."

"Loh, ini nak Bagas?"

"Iya bu, gak nyangka ibu masih inget."

"Mana mungkin ibu lupa, kalau bayar selalu dilebihin."

Bagas tertawa mendengarnya. Benar, setiap Bagas makan disini, Bagas selalu melebihkan bayaranya. Bagas juga tidak tau kenapa, tapi sudah terbiasa. Setelah Bagas memesan, Bagas mencari Vania dan duduk disebelah Vania.

"Abis ini mau pulang?"

"Mau jalan-jalan, boleh?"

"Boleh dong, mau kemana?"

"Sebelum kesini, tadi aku ada liat pasar malam.. mau kesitu."

Bagas mengangguk, tak lama dua mangkok bakso datang. Mereka menyantap bakso itu dengan lahap. Saat di sela-sela mereka makan, Vania berhenti dan memanggil Bagas.

"Oh iya, maaf ya Gas, dari tadi kamu malah temenin aku belanja. Seharusnya hari ini kita bisa habisin waktu berdua."

"Gak masalah aku mah, kebahagiaan kamu itu kebahagiaan aku juga."

Vania tersenyum, lalu melanjutkan acara makanya. Setelah selesai, Bagas membayar dengan jumlah yang dilebihkan. Lagi. Bagas sudah terbiasa. Bagas pun pamit kepada Bu Sri. Lalu berjalan bersama Vania menuju mobil mereka. Bagas pun mencari pasar malam yang tadi dibicarakan Vania.

"Ini?"

"Iya! Kamu mau?"

"Mau."

Bagas turun dengan membawa uang tunai 500ribu, Bagas juga menyuruh Vania untuk tidak membawa tasnya, karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan, apalagi kondisi pasar ini cukup ramai. Bagas membawa tasnya yang berisi ponsel Bagas dan Vania serta uang tunai. Bagas menggenggam tangan Vania dan berjalan masuk ke dalam. Saat masuk, Vania melihat gulali serta popcorn warna warni. Sungguh, Vania merasakan dirinya kembali ke masa SMA nya. Masa dimana Vania membawa Chelsi ke pasar malam, karena Chelsi tidak pernah ke pasar malam.

My FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang