Saat Vania sudah memasuki usia kehamilan delapan bulan. Ayah Bagas menyuruh Vania agar menginap dirumah sakit, ketika ada apa-apa, Vania bisa langsung ditangani oleh dokter. Orang tua Vania setuju, sama dengan Vania. Setelah lahir, lima bulan kemudia mereka menikah. Bagas masih di kelas 12, sedangkan Vania tidak melanjutkan sekolahnya. Acara pernikahan mereka tidak mewah, mereka hanya mengundang keluarga terdekat dan teman-teman yang mendukung mereka sejak awal. Pernikahan mereka bejalan dengan lancar.
Setelah mereka menikah, Bagas dan Vania pulang menuju apartemen mereka. Sehari ini anak mereka diurus oleh pengasuh, yang dipilih oleh ayah Bagas. Apartemen ini tentu dibeli oleh ayah Bagas untuk mereka. Setelah menikah, Bagas tetap melaksanakan tugasnya sebagai seorang siswa, hingga satu tahun, Bagas sudah lulus SMA. Setelah lulus SMA, Bagas mendaftar kuliah, jurusan bisnis. Saat ini mereka sudah terbiasa menjalani hidup mereka. Vania yang sibuk mengurus anak, Bagas yang sibuk dengan kuliahnya, tapi mereka tidak pernah kurang dalam berkomunikasi, mereka terus bersama dan berbicara dengan baik jika ada yang salah.
📕🏀📕
"Va, Mau nitip sesuatu?"
"Kayaknya gak ada, kamu hati-hati dijalan ya."
"Iyaa."
Bagas mematikan ponselnya lalu melajukan motornya menuju apartemen. Lokasi apartemen mereka pun sangat strategis, di bawahnya ada minimarket lalu banyak kafe bertebar di dekat apartemen mereka dan taman. kata ayah Bagas, jika Vania bosan, Vania bisa berjalan melihat-lihat.
"Va?"
"Di kamar!"
"Ngapain aja seharian?"
"Sstt! Jangan berisik."
Bagas meletakan tasnya di sofa ruang tamu. Bagas berjalan ke kamar mereka. Setelah membuka pintu, Bagas melihat Vania sedang menimang anak mereka. Alvin Baswara, nama ini diberi oleh ayah Bagas dan ayah Vania, artinya kesetian, ayah mereka berharap kelak anaknya akan tumbuh menjadi orang yang tidak pernah mengingkar janji. Bagas mendekat, lalu memeluk Vania dari belakang. Vania meletakan anaknya di dalam box bayi. Vania tersenyum, mencium pipi Bagas.
"Sudah makan?"
"Belum.."
"Loh, kenapa?"
"Gakpapa, mau makan masakan kamu ajaa."
"Yaudah, aku panasin dulu."
Bagas mengangguk. Bagas membuka kemejanya, mengambil handuk lalu berjalan menuju kamar mandi. Bagas membersihkan diri setelah itu berjalan menuju meja makan, Vania setiap hari masak untuk Bagas. Setelah itu Bagas berjalan masuk dalam kamar. Bagas tidur disamping Vania. Vania mendekatkan tubuhnya ke Bagas lalu meletakan kepalanya di bahu Bagas.
"Giama di kampus?"
"Aman, aku kenal sama seseorang."
"Siapa?"
"Arya."
"Oh.. kalau yang perempuanya?"
"Cantik, cakep, sexy."
"Kok gitu jawabnya!?"
"Hahaha, bercanda sayangg, gak ada kok. Aku berani bersumpah cuman kamu yang ada di hati aku."
"Gombal."
Setelah mereka menikah, mereka memutuskan berhenti memanggil menggunakan lo-gue. Jujur saja saat awal masuk kuliah Bagas selalu mendapat tawaran kencan dari perempuan, tentu Bagas akan menolak dan mengaku bahwa Bagas sudah ada yang punya. Setiap sosial media yang Bagas punya Bagas ubah menjadi foto Vania dan meletakan nama Vania di bio sosial medianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fault
Teen FictionBagas Baswara, lelaki tampan yang menyungkai olahraga basket. Hidupnya yang sebelumnya damai berubah menjadi suram. Bagas menghamili seorang gadis, Vania Jovanka. Bagas tentu akan bertanggung jawab atas perbuatanya. Tetapi pada akhirnya dirinya kehi...