19. Go Home

44 4 0
                                    

"Ma, pa, Vania pulang."

"Vava! Astaga, gimana putri papa!? Baik kan? Sehat? Ada yang terluka?"

"Gak ada pa, Vania sehat."

"Diantar sama siapa kamu?"

"Chelsi pa."

"Kok gak mampir dulu?"

"Dia mau cepet pulang ma, mau cepet tidur katanya."

"Hm, yaudah kamu juga buruan tidur, pasti capek di kereta."

"Iya, Vania ke kamar dulu ya. Malam, ma, pa."

"Ya, mimpi indah ya, cantiknya papa."

Vania tersenyum, memeluk ibunya, lalu mencium pipi kanan ayahnya. Vania menaruh tasnya disofa ruang tamu, lalu berlari ke kamarnya. Sesampainya dikamar, Vania menangis sejadi-jadinya. Senyum hangat yang Vania terima saat pulang, mambuat Vania tidak pantas menerimanya. Dirinya sudah melakukan hal yang di luar nalar. Indra dan Lita pasti sangat kecewa dengan Vania. Vania yakin itu. Selama ini Vania selalu melakukan terbaik untuk orang tuanya, Vania selalu berjanji dengan dirinya sendiri untuk tidak pernah mengecewakan orang tuanya. Sepertinya saat ini Vania sudah melanggar janji yang sudah dirinya buat.

"Maaf ya pa, sama mama. Vania sudah membuat kalian kecewa."

📕🏀📕

"Reihan Bangsat!"

Bagas datang ke apartemen Reihan. Bagas tau dari ayahnya. Reihan sengaja tidak tinggal dengan orang tuanya. Orang tua Reihan ingin anaknya mandiri. Orang tuanya hanya datang jika Reihan membuat kesalahan, jika anaknya bukan yang pertama. Orang tuanya akan datang, hanya untuk melayangkan sebuah pukulan, yang sudah menghiasi tubuh Reihan.

"What the? Lo kenapa bisa masuk apart gue anjir!?"

"Lo gak usah pura-pura bego fuck! Anjing lo!"

Bagas memukul wajah Reihan. Memukul Reihan terus menerus, hingga hidung Reihan berdarah. Bagas mengangkat kerah baju Reihan, membuat bajunya sedikit terangkat dan terlihat perutnya yang penuh dengan memar.

"Bangsat!"

Bagas mendorong Reihan ke sofa. Reihan duduk, mengambil tisu untuk dirinya lap ke hidungnya yang mengeluarkan darah. Bagas memukul bantal sofa Reihan hingga tidak berbentuk. Bantal mahal itu harus menjadi santapan Bagas, karena rasa simpati Bagas, Bagas tidak bisa memukul Reihan lagi, ketika melihat luka Reihan yang disebabkan oleh orang tuanya.

"Lo kenapa si? Dateng-dateng main pukul-pukul aja?"

"Gue bener-bener nyesel percaya sam lo Han. Lo bener-bener sebrengsek itu sumpah."

Yogyakarta, 8 september 2015, at Beach

"Lo gak merasa ada yang salah?"

"Apa?"

"Selama ini lo minum, gak pernah kelepasan, gimana lo bisa kelepasan?"

"Gak tau, udah gak ketahan kali.."

"Heh bego! Lo gak curiga gitu sama Reihan? Gue tau ye, lo berdua tu gak akrab terus tiba-tiba lo berdua minum bareng tu gimana kisahnya?"

My FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang