34. Sepucuk surat

365 21 3
                                    

"Mas Ivo mana? " Tanya Emi dengan berlinang air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas Ivo mana? " Tanya Emi dengan berlinang air mata.

"Yang sabar sayang, kita harus ihklas." Jawab Revan geitir.

"Enggak, enggak, mas, ini semua salah ku, harus nya aku yang terbujur kaku di dalam mas." Histeris Emi yang langsung pingsan karena syok.

"Om, tante nya biar  di bawa ke ruang rawat inap, sperti nya sangat syok buat tante." Ucap Vera yang iba dengan kondisi wanita baya itu.

Semua orang yang ada di sana sedang diam seribu biasa. Tak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Mungkin masih syok melihat video yang mereka lihat sewaktu di rumah Fathan.

Khusus nya Fathan dan Aksara mereka berdua bak mayat hidup yang tak tau arah.

Flashback on

"Fathan, apa lo sanggup? " Tanya Fattih yang khawatir.

"Gue bisa bang." Jawab Fathan yakin.

Akhirnya mereka melihat video yang diputar, tak lama hanya sebentar disana, terdapat gadis yang masih mengenakan seragam sekolah dengan seluruh kepala di tutupi oleh kain hitam.

Semua berharap dia bukan Ivona, tapi seperti nya alam sedang tak berpihak kepada mereka.

Setelah kain hitam di buka baru mereka mulai merasa khawatir melihat keadaan Ivona yang sudah memiliki banyak lebam di wajah, bahkan banyak darah yang keluar dari pelipis nya.

Fathan memukul tembok yang ada di samping nya, dia merasa gagal melindungi gadisnya.

"Gadis manis, sebentar lagi kamu akan mati. " Ucap cowok yang mengenakan masker.

"Jangan om, aku masih ingin ketemu keluarga ku. " Mohon Ivona yang sudah meneteskan air mata nya.

"Kalau kau tak mau mati, berarti ibumu yang akan aku bunuh, dia ada di sebelah hhh." Ancam nya lagi.

Ivona sempat diam dan tersirat kekhawatiran di wajah nya, bisa di lihat cara dia memandang kosong ke depan. Hingga dia menjawab kembali ucapan pria yang ada di hadapan nya.

"Om, biar aku aja yang nggantikan ibu aku." Mengatakan hal itu lalu memenjamkan mata lentik itu.

"Anak baik. "

Kondisi Fathan dan Aksara sudah berteriak bilang jangan jangan lakukan itu. Tapi mereka sudah terlambat.

Karena setelah itu, pria yang ada di hadapan Ivona sudah menarik peletuk ke arah jantung Ivona, dan suara tembakan nya benar-benar nyaring, terngiang di telinga mereka semua.

Video berhenti dengan perginya Ivona.

Flashback of

"Maaf gue nggak becus, buat jaga in Lo." Gumam Fathan lirih.

Izora or IvonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang