41. Diam diam

204 9 0
                                    

Sengaja atau tidak kita tetap di pertemukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sengaja atau tidak kita tetap di pertemukan.
Direncanakan atau tidak nya aku pergi, hal itu akan tetap terjadi.

Kejadian kemarin, membuat Vera berdiam diri di kamar nya, dia sangat senang juga sedih. Sahabat yang ada ketika dia terpuruk juga orang yang menariknya dari jurang keterpurukan telah kembali.

Senyum yang redup kian terpancar di bibir indah milik Vera, tak ada kata kata yang bisa ia gumamkan. Mungkin karena terlalu bahagia.

Tapi dia juga takut, karena ingat akan perkataan Fannan kala itu dengan Fattih sahabat nya. Sahabat Ivona yang cewek tak ada yang tau. Hanya Vera yang mengetahui itu tatkala tak sengaja.

"Kira kira mana yang akan lo pilih Ivo, oh Zora lebih tepat nya. " Gumam Vera menerka nerka.

Tok tok

Suara ketukan pintu kamar Vera terdengar, sehingga membuat Vera yang  hendak memejamkan mata nya gagal, padahal dia ingin meng istirahat kan fikiran nya dulu.

Dasarr siapa sih greget Vera.

"Iyah bi ada apa? " Tanya Vera sedikit dingin, karena merasa terganggu tadi.

"Maaf non mengganggu, di depan ada den Fattih." Ucap art nya.

"Bilang aja saya ngantuk bi, mau istirahat." Jelas Vera untuk di sampai kan ke Fattih. Vera tak sadar bahwa mereka memang sudah janjian bukan?

Tapi Vera dia sudah sangat lelah, dan ingin merebahkan badan cantik nya di kasur kesayangan nya. Sehingga melupakan hal itu seperti nya.

"Baik Non Vera." Setelah menjawab art tadi langsung pergi ke tempat Fattih menunggu.

Fattih, dia berada di ruang tamu, tak bisa merasa gelisah, karena saat di rumah dia dengar dari Fannan kalau Vera suaktu di kelas hanya diam.

Seperti menyembunyikan sesuatu, tak bergeming sama sekali. Sampai para sahabat nya juga merasa aneh. Apa ada sangkut pautnya akan kejadian di lapangan tadi pagi.

Mata Fattih menjelajahi seluruh sudut ruangan, dia masih ingat saat suaktu kecil pernah main kesini. Kala itu Vera masih selalu tersenyum dengan orang tua nya.

Hidup nya gak putri kecil yang ceria, sangat manis di mata Fattih saat melihat senyum indah nya merekah. Tapi sekarang telah berbeda. Rumah ini seperti tak berpenghuni.

Sudah berapa waktu aku tak mengenal mu Vera?

Pasti kamu sangat kesepian.

Aku begitu bodoh. Karena tak bisa merasakan itu. Aku janji akan berusaha memperbaiki nya.

Lamunan itu buyar, karena suara art rumah Vera yang datang. "Bagaimana bi? " Tanya Fattih langsung pada intinya.

"Mohon maaf den Fattih, non Vera nya sedang istirahat dan tak bisa di ganggu." Ucap art dengan hati hati, karena takut ucapan nya tak mengenak an.

Izora or IvonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang