32. Penculikan

310 18 0
                                    

Krekk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Krekk..

Suara pintu terbuka cukup nyaring, karena pintu memang sudah usang, tamaram lampu yang minim, membuat orang berjalan di kegelapan.

Akan tetapi sosok yang berdiri tegap dengan tangan yang menyeret sebuah pergelangan tangan mulus itu seakan sudah menjadi sahabat kegelapan ini.

Akan dibawa kemana sebenarnya gadis yang malang itu, semoga keberuntungan berpihak kepadanya. Dan dia mampu melarikan diri dari sana.

Brak..

Suara pantulan tubuh yang mengenai meja reok, sehingga terhantam tubuh yang kencang mampu membuat nya hancur.

Gadis yang di perlakuan kasar hanya diam membisu, bahkan dari raut wajahnya nya seakan tak merasakan rasa sakit sama sekali. Padahal dia masih pelajar, dilihat dari seragam yang  dia kenakan sekarang.

"Jangan coba untuk kabur! " Perintah laki laki bertubuh besar yang berada di samping cowok yang telah membawanya. Di ruangan tersebut dia sedikit bisa melihat mereka, akan tetapi masih samar samar karena lampu nya tamaram.

Cewek malang yang di ajak bicara masih pada posisi awal nya, yakni dia tak bergeming sama sekali. Dan hal itu membuat preman di depan nya berfikir bahwa gadis ini ketakutan.

Akhirnya mereka semua pergi dadi tempat itu.

Aku akan melindungi kalian batin gadis yang di culik miris.

Kantor

Seorang asisten masuk ke ruangan bos nya, dia membawa laki laki dewasa, mungkin masih kuliah. Untuk menemui atasan nya.

"Permisi Pak, den Aksara sudah datang." Ucap Aryan.

"Kau boleh pergi, dan suruh dia masuk." Intruksi dari Revan.

"Baik Pak." Balas Aryan, lalu mempersilahkan Aksara masuk serta di undur diri dari tempat.

Setelah Aksara masuk, wajah kedua nya memancarkan aura yang sangat mencekam.

"Jangan sampai Ayah melibatkan dua bidadari ku Yah. " Tekan Aksara, khawatir pada Bunda dan adek nya.

"Akan Ayah usahakan." Jawab Revan sedikit ragu.

"Dia sudah bertindak, itu kata orang suruhan ku yang mengintai mereka."

"Karena kesalafahaman sudah berujung dendam, jadilah dia seperti ini."

"Aku harap, kalian tidak melibatkan orang lain di dendam masalalu." Ucap Aksara, lalu dia pergi dari tempat Ayahnya. Dia tak tau kenapa hati nya gelisah.

Semoga kalian berdua aman batin Aksara  khawatir.

***
Sekolah

Fattih dia pergi menemui Vera di kantin, katanya ada sesuatu yang ingin dia tanyakan. Sehingga disinilah Fattah sekarang.

Izora or IvonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang