Ting
Pintu lift terbuka, menampakkan gadis cantik yang menentang tas berukuran sedang di tangan nya. Melangkah keluar dengan anggun menuju ke tempat salon yang sudah dekat dengan diri nya.
"Silahkan kak ada yang bisa saya bantu." Sapa ramah pelayan salon ini.
"Saya ingin mengubah gaya rambut kak." Jawab gadis di depan nya.
"Silahkan di tunggu dulu di sebelah sana kak." Ucap pelayan nya lagi.
Akhirnya dia duduk di sofa lembut yang ada di dekat jendela. Tempat ini sangat nyaman untuk perkumpulan para gadis atau wanita yang suka dengan merawat diri. Karena pasti ada kala nya mengantri. Dan tempat ini nyaman untuk menununggu.
"Kak mohon maaf siapa namanya, tadi saya lupa untuk mencatat urutan nya. "
"Zora." Jawab nya singkat.
Beberapa menit yang lalu nama Zora di panggil dan mulai perawatan rambut yang akan di buat berbeda dari sebelum nya.
Gadis cantik menatap ke arah cermin, setelah orang yang di belakang nya mengucapkan kata selsai.
"Kau sungguh cantik nona." Ucap gadis yang telah merubah gaya rambut Zora.
"Terimakasih." Jawab Zora singkat dan tersenyum tipis.
Setelah nya dia pergi dari tempat itu. Tapi saat di perjalanan pulang benda pipih bya berbunyi terus menerus, hingga membuat Zora tak fokus. Akhirnya Zora menepi.
"Ada apa? " Tanya Zora singkat karena menahan kesal.
"Santai jangan marah marah dulu bu boss. " Jawab seseorang di sebrang, lebih tepat nya seorang cowok yang umur nya hampir mirip.
"Apa sudah beres? " Tanya Zora lagi, mengalihkan ucapan cowok di sebrang.
"Kau tenang saja, semua beres." Jawab nya serius, berbeda dari yang tadi. Memang cepat sekali rahasia dia yang mampu membuat nya cepat berubah.
Akhirnya Zora lebih dulu menutup perbincangan tadi, dia yakin sekrang lawan bicara nya itu sedang uring uringan gak jelas.
***
"Guyss hayuk lah kita bernyanyi. " Ucap random dari Fattah. Secara tiba tiba.
"Bos Lo kagak bisa apa sehari bersifat kagak aneh aneh." Saut cowok yang perawakan nya tinggi.
"Emang gue aneh? " Tanya Fattah.
"Baru sadar lo? " Skak Moran tanpa expresi.
"Anying lo."
"Guyss.. Gak nyangka bocil udah nggak ada. " Ucap Angga tiba tiba.
"Pasti berat banget yah keluarga nya." Tambah Ray, menyauti ucapan Angga.
Fattah yah mendengar itu hanya tertunduk diam, dia tiba tiba ingat diamana pertama bertemu dengan gadis yang super aneh kala itu. Tapi ternyata malah sekarang dia sedih karena kehilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izora or Ivona
Teen FictionCacian makian terngiang di Gendang telinga ku , tapi itu tertuju untuk siapa ? " kenapa mereka mengarah ke gue ?" tanya ku dalam hati semua orang masih menatap ku tajam " siapa Ivona ?" pikir ku bertanya tanya mata ku masih mengerjap polos yang a...