47. Buku

144 9 0
                                    

Kini Vera dan teman teman nya mulai aktif sekolah lagi, seperti sekarang Vera di jemput Fattih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Vera dan teman teman nya mulai aktif sekolah lagi, seperti sekarang Vera di jemput Fattih. Entah bagaimana bisa cowok itu tak takut telat sekarang?

Setau nya dia anti yang nama nya telat sekolah. Bagaimana tidak? Pacaran sama ketua OSIS tentu akhirnya Vera juga tidak boleh malas malasan. Dan ini yang terakhir dia berangkat agak siang.

Karena semalam dia begadang menemani ketos mengerjakan tugas nya. Lewat vidcall. Sungguh manja mas pacar yang satu ini.

"Udah cantik sayang." Puji Fattih saat Vera membenarkan letak poni nya.

"Diem, kamu nggak tau urusan cewe." Sarkas Vera, dia tak merasa salting. Tapi malah menyemprot Fattih dengan kata kata pedasnya, karena pujian pagi ini.

"Aku muji tau." Rajuk Fattih dengan muka datar.

"Aku udah tau, dan emang aku cantik." Balas Vera percaya diri.

"Kamu pms yah? " Tanya Fattih lagi.

Ini kata nya lagi buru buru malah ngajak ngobrol

Batin Vera kesal.

Dasar plinplan.

"Pikir sendiri." Ketus Vera yang lebih dulu masuk ke dalam mobil dan membuka kaca mobil, berujar.

"Mau berangkat nggak? " Teriak Vera agar Fattih yang masih kaya orang ilang sadar dari lamunan nya.

"Eh, ok kita berangkat. " Seruu Fattih pada akhirnya. Dia masih sayang nyawa. Kalau sedang mode pms dia benar-benar harus memiliki stok kesabaran diatas rata rata.

Kalau tidak nyawa nya akan melayang.

Emang semenakutkan itu?

****
"Zora bangun sayang, sudah pagi." Ucap bunda Zora dengan lembut.

"Em, bunda kenapa aku disini? " Tanya Zora yang sudah bangun sepenuhnya.

"Kamu ketiduran di sini semalam, cepat mandi terus sarapan ok." Perintah bunda Zora pada anak nya ini.

Setelah bunda Zora keluar, Zora pun ikut mengekor untuk pergi ke kamar nya. Yah kamar yang sudah lama dia tinggal kan.

Saat sudah ada di depan wajah nya. Zora membelai wajah nya dengan pelan. Serasa asing melihat pantulan diri sendiri.

Mungkin karena telah lama memiliki wajah Ivona. Bekas air mata semalam masih membekas. Di sentuh nya bibir ranum yang entah kenapa dia ingat kejadian dalam mimpi.

Seperti nyata. Sungguh malu jika memang benar-benar Fathan juga bermimpi yang sama. Karena dia yang berinisiatif.

Apa Fathan mencintai Zora?
Atau Ivona?

Plak..

Zora menampar pipi nya sendiri. Untuk menyadarkan nya, bahwa Fathan dan diri nya tak bisa bersatu. Apalagi bersama.

Izora or IvonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang