Lio menghela nafas lelahnya yang entah ke berapa kali. Telinganya terasa panas mendengarkan ocehan Kim yang tak kunjung usai.
"Emang gue tuh cantik tapi ga samapi nuduh gue rebut pacar orang dong! Ga level banget anjir! Ya kali, cewek secantik gue seleranya kek dia. Dih, ogah banget gue!"
Semuanya bermula saat bel pulang berbunyi. Para siswa berlomba untuk keluar kelas lebih dahulu. Entah itu ingin langsung pulang, kerja kelompok, ekskul atau sekedar nongkrong bersama teman-temannya.
Lio dan Kim keluar dari kelas ingin segera pergi ke cafe untuk menenangkan pikirannya mereka setelah seharian otak mereka di buat pusing dengan pelajaran. Sedangkan Novan pulang terlebih dahulu karena ada acara keluarga. Jadilah mereka hanya pergi berdua. Tiba-tiba didepan kelas mereka di cegat oleh beberapa cewek. Kernyitan di dahi mereka terlihat jelas sebab tak mengenal satu pun dari gerombolan cewek itu.
Kim dan cewek yang di duga merasa cowoknya di rebut pun adu mulut. Hingga adu jambak. Lio hanya menatap keduanya sembari bersandar pada pintu tanpa berniat melerai. Hingga seorang cewek melerai keduanya. Si cewek menjelaskan jika Kim bukan lah orang yang mereka maksud. Alias salah sasaran. Di situlah kemarahan Kim bertambah. Cewek keturunah Chinese itu mengumpat kasar. Beruntung semua guru sudah berada di dalam kantor jika tidak mereka semua akan berakhir di ruang konseling.
Selesai.
Sungguh dramatis.
Tapi Lio tak bisa memungkiri jika temannya itu sungguhlah cantik. Tenang, Lio tidak mungkin suka dengan mak lampir seperti Kim.
"Udah deh, kuping gue rasanya mau copot dengerin lo ngoceh mulu." Ucap Lio
"Ya gue ga terima di tuduh ngerebut cowok orang! Harga diri gue, Lio!"
"Sejak kapan lo punya harga diri? Harga diri lo kan macem diskonan yang ada di mall."
"Sialan"
Lio meninggalkan Kim saat melihat sosok yang ia cari dari pagi tadi. "Randy!!!" Panggilnya
Sosok yang di panggil menghentikan langkahnya, menatap heran Lio.
"Lo kemana aja sih? Gue nyari lo dari pagi bego!" Sentak Lio
"Kenapa lo nyari gue?" Ucapnya
Lio merogoh saku seragamnya dan memberikan selembar kertas pada Randy. "Noh dari Pak Abdul."
Randy menerimanya, membaca deretan huruf hingga selesai. Dia menatap Lio yang tersenyum bodoh lalu mendengus.
"Lo ngerepotin. Lagian nama lo udah penuh di buku gue ngapain gue kudu hapus?" Kata Randy
"Ga bisa gitu dong! Hari ini gue telat gegara gue jatuh. Pak Abdul nyuruh hapus nama gue di buku lo. Awas aja kalau ga lo hapus!" Lio menggerakkan ibu jarinya di leher
Randy memutar bola matanya malas. "Ya udah besok" Ujarnya berlalu
Dengan cepat Lio menahannya. "Ga boleh hari ini juga dong! Nanti lo lupa, bisa-bisa nama gue tercemar."
"Dari dulu juga udah tercemar kali." Sahut Kim. Entah kapan cewek itu datang, Lio tak menyadarinya.
"Diem, lo tuh ga di ajak."
"Gue males balik lagi ke ruang osis." Balas Randy. Oh ayolah ia hanya ingin segera pulang. Namun, biang masalah alias Lio menganggunya. Membuang waktu berharganya untuk berkencan dengan kasur empuknya.
"Balik lagi lah, ini kan tugas lo." Lio masih keras kepala.
"Lo pikir gue babu lo, seenaknya nyuruh gue?" Kata Randy
"Lo kan emang babu, babu sekolah tepatnya. Udahlah tinggal puter balik terus jalan sebentar juga udah sampai. Pokoknya gue mau lo hapus nama gue!" Randy memutar bola matanya malas. Ingin rasanya menenggelamkan Lio di samudra tapi ia malas dan hanya membuang waktunya saja.
Lio meninggalkan Randy yang tengah mengumpati dirinya. Ia tertawa puas setelah mengerjai ketua osis itu.
"Kena mampus lo." Ujar Kim jengah
"Sekali-kali lah gu—ADUH BANGSAT!" Lio tersungkur diatas lantai dengan Kim yang tertawa terbahak tanpa ingin membantu.
"Woi jalan lihat-lihat dong!" Kesal Lio beranjak berdiri
"Sorry." Lio menatap kesal cowok yang menabraknya tadi. Dia menatap Kim yang hanya diam. Padahal tadi cewek itu tertawa dan sekarang hanya diam.
"Napa lo diam aja, kesambet lo?"
Kim memukul pundak Lio. "L-lo, cubit gue sekarang Yo?" Lio mengerutkan dahinya namun menuruti perintah Kim. Dengan senyum lebar ia mencubit lengan Kim.
"Anjing! Sakit dodol."
"Lah lo kan yang nyuruh gue."
"Lo pasti dendam sama gue. Awas aja lengan gue sampai biru. Gue gantung lo!" Delik Kim mengusap lengannya yang merah
"Lagian lo ngapain liatin tu cowok samapi gitunya? Gantengan juga gue." Ucap Lio menyisir rambutnya ke belakang
"Dih najis. Gue ga nyangka aja, gila bisa ketemu sama Kak Elard. Ganteng banget jir. Cowok yang sering gue gibahin sama temen kelas." Kim tertawa
"Gila lo."
Lio mengikuti arah pandang Kim. Dahinya mengernyit menatap Elard-orang yang membuatnya terjatuh kelantai berjalan tenang menuju parkiran. Itu hal normal, namun fokusnya sekarang beralih pada motor berwarna hitam. Matanya melotot setelah mengingat jika motor itu yang membuatnya telat ke sekolah dan membuat bajunya kotor.
Gotcha!
Lio mengambil tumbler milik Kim dan berjalan menuju parkiran. Menghiraukan panggilan dari Kim. Tidak bisa ia biarkan orang yang membuat dirinya dihukum itu bebas. Jika saja ia tidak jatuh, sudah dipastikan ia sampai sekolah tepat waktu.
Dengan cepat ia menarik lengan Elard dan menumpahkan air didalam tumbler ke wajah cowok itu.
"WOI!!" Tubuh Lio didorong dari samping. Ah, ternyata teman-temannya Elard ada disini juga. Ia tidak menyadarinya.
Kerah bajunya ditarik. "Maksud lo apa hah? Lo mau nyari masalah sama kita?"
Lio menepis tangan Indra, teman Elard. "Ini ga ada urusannya sama lo. Ga usah ikut campur!" Desisnya. Kembali menatap Elard. "Dan lo, kalau ga bisa naik motor mending nyuruh dianterin Mama lo aja."
Kim membulatkan matanya menatap kejadian yang ada didepannya. Ia mengumpati kebodohan Lio. Rasanya ia ingin tenggelam saja melihat Elard hanya diam dengan menatap tajam Lio.
Ia menyenggol lengan Lio. "Minta maaf cepet!" Bisiknya
"Ngapain gue minta maaf sama orang yang udah bikin gue jatuh." Balas Lio
"Anu Kak, maaf kelakuan temen saya ya. Dia emang rada-rada orangnya." Ucap Kim tersenyum
"Apaan sih, dia yang salah kok!"
"Bawa noh temen lo, sebelum habis sama kita." Ujar Hoshi, lelaki keturunan negara gingseng itu dengan santai.
"Mata lo! Suruh temen lo aja main boneka aja sana. Jangan sok jadi anak motor kalau ga bisa bawa motor!!" Teriak Lio saat lengannya di tarik Kim menjauhi parkiran. Ayolah, Kim merasa malu akibat kelakuan Lio mengundang beberapa orang yang masih di lingkungan sekolah.
"Lard, lo ada masalah apa sama tu bocah? Mau kita abisin aja?" Tanya Indra
"Ga perlu, gue bisa sendiri." Balas Elard dingin, tatapannya masih terfokus pada Lio yang diseret temannya.
Adelio Pradeepa, batin Elard
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAD Over HEELS [BL]
Teen FictionAdelio itu cowok yang pekerja keras. Sangking bekerja kerasnya dia sampai di kejar-kejar rentenir. Bukan dia yang utang tapi kedua orang tuanya. Akibatnya, dia harus menanggung semua hutang kedua orang tuanya yang telah meninggal. Sekolah-kerja-pul...