17

1.5K 132 2
                                    

Selamat membaca semua....
Maaf jika terjadi banyak typo ya

_________

Lio memarkirkan sepeda bututnya di samping pos satpam. Bukan karena mereka terganggu dengan keberadaan sepedanya, hanya saja Lio menolak dan sungkan untuk memarkirkan sepedanya di parkiran khusus untuk para pekerja. Lio merasa insecure saja melihat kendaraan lain. Ia merasa rendah diri.

Sebelum berjalan ke pekarangan rumah, Lio menyapa terlebih dahulu satpam yang tengah berjaga. Lio yang wataknya mudah berbaur membuatnya cepat akrab dengan pekerja lain.

"Loh sudah datang saja kamu."

Lio tersenyum kaku, sedikit kaget mendapati keberadaan bos nya yang tengah bersantai di pinggir kolam ikan, sembari memberi ikan makan.

"Ouh iya pak, maaf saya telat." Lio menunduk menyadari kesalahannya. Walau hanya telat 10 menit baginya itu sudah terlalu lama. Andai saja tadi tidak ada perbaikan jalan kampung, sudah di pastikan ia datang tepat waktu. Karena hal itu ia harus putar balik lewat jalan lain yang jauh.

"Hahaha sungguh kompeten juga kamu ya."  Ujar Dominic

Lio hanya tersenyum kaku. Bingung harus membalas apa. Oh ayolah ini sungguh canggung.

"Ya sudah, makan lah terlebih dahulu sebelum bekerja. Saya ada urusan di luar. " Dominic beranjak dari duduknya. Ia berpamitan lalu masuk ke dalam rumah setelah berpesan agar Lio melanjutkan kegiatannya tadi. Tentu saja perintah itu di iyakan olehnya.

Lio bernafas lega. Akhirnya suasana canggung itu hilang. Entahlah, Lio pun tak paham kenapa ia masih begitu kaku dengan bos nya itu. Seperti bukan dirinya saja. Lio menggelengkan kepalanya, mungkin ia sungkan sebab pak Dominic teman Mami sekaligus bosnya. Ya, mungkin begitu. Ia rasa.

"Mas Lio?"

"Eh heheh Bibi nganggetin aja sih." Ucapnya cengengesan

"Ya habisnya Mas Lio diem aja."

"Saya lagi mikir mbok."

"Mikirin apa kamu?"

"Utang negara." Balas Lio tertawa namun berubah menjadi kesakitan setelah lengannya di pukul cukup keras. "Ngawur, ada-ada aja kamu!" Bibi Asna menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

*

"Lard, lo yakin ga ikut kita?"

Elard berdeham. Ia mengambil jaket miliknya sebelum keluar dari gudang belakang sekolah.

"Elard belakangan ini kenapa jarang ngumpul ya?" Tanya Indra

"Dari buku yang gua baca biasanya si karena udah ada cewe." Ucap Randy

"Buku apa yang lu baca dah, emang ada?" Tanya Hoshi

"Ada, di novel. " Randy mengangkat sebuah novel yang sedang dia baca

"Bego!" Ucap Rain

"Emang kalo Elard punya cewe, siapa yang mau sama singa ?" Tanya Indra

"Tambah bego!" Ucap Rain menghembuskan asap rokoknya hingga bercampur dengan udara. Selama mereka berteman tidak ada sosok perempuan yang benar-benar dekat dengan Elard. Mana mungkin Elard memiliki kekasih.

"Setau gua gada yang deket sama tu anak. " Ucap Hoshi

"Bisa aja kan bang Elard nyembunyiin." Sahut Randy

"Stop! Malah jadi korban novel bocil lo pada! Elard kaga ada pacar. Yakin gua." Lerai Rain mulai jengah dengan pembicaraan ini

"Goblok lo pada! Hari ini kan, hari Elard libur." Ucap Hoshi memperlihatkan kalender di ponselnya. Barulah mereka paham mengapa Elard tidak ingin di ajak kemana pun.

HEAD Over HEELS [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang