Maaf banyak typo
.
.
.
.♧♧♧
"Abang!!" Lynda datang dengan napas terengah-engah. Ia begitu khawatir saat melihat rentenir yang melewati jalan dari rumahnya. Pikiran menyerang negatif.
"Lo?" Dahinya mengernyit melihat bukan hanya Lio saja tapi ada satu orang yang tak dikenalnya. Ia berjalan mendekati Lio. "Abang ga papa kan?"
Lio hanya mengangguk. "Gua ga papa."
Lynda menghela nafas lega. Ia melirik pemuda yang duduk tenang itu dengan rasa penasaran.
"Dia anak bos Abang." Jelas Lio malas
Wajah Lynda berbinar. "Wah, kalau begitu aku buatin minum dulu ya."
"Ga usah, dia mau balik kok." Pinta Lio
"Itu kalau bisa ya." Sahut Elard
Lio melotot. Apa-apaan lelaki itu. Bukannya pulang malah minta minum. Mana nglunjak lagi.
"Apa? Gua haus." Balas Elard
"Iya kak, aku keluar bentar buat beli es dulu." Pamit Lynda yang langsung dicegah oleh Lio. "Ga usah, ini udah malam. Kasih dia kopi aja atau teh."
Lynda melirik Elard dengan sedikit enggan lalu menatap sang kakak. "T-tapi Bang-
"Turutin aja mau kakak lo, daripada dia berubah jadi babon." Ujar Elard malas
"Maaf ya kak."
"Santai aja."
Lio menatap permusuhan dengan Elard. Ia tak terima di katai babon. Lagi pula kenapa Lynda harus minta maaf pada cowok itu.
Lynda pun segera pergi ke dapur yang hanya beberapa langkah dari ruang tamu.
Lio duduk dengan kesal. Masih bermusuhan dengan Elard. Ia berharap lelaki itu segera mengangkat kaki dari rumahnya.
Lynda kembali dengan tiga gelas berisi teh hangat. Ia juga menyediakan kue buatannya.
"Maaf ya kak, adanya cuma ini." Ucap Lynda. Ia tak yakin dengan kue buatannya.
"Ngapain repot repot segala Lyn."
"Abang" Tegur Lynda. Ia beralih pada Elard. "Ada keperluan apa ya kakak kesini?" Tanyanya dengan penasaran
Elard menatap Lynda beberapa saat lalu ke arah Lio. "Anterin obat dia."
"Ah, ya, terima terima kasih kak. Aku tadi rencananya juga mau mengambil obatnya. Abang harus rutin minum dokter katanya. "
Elard berdeham
Hening terdiam sebelum suara gemuruh dari luar mengalihkan perhatian mereka.
"Eh hujan?" Gumang Lynda. Ia melangkah dari duduknya dan mengintip dari balik jendela. Ternyata gerimis.
"Hujan noh, balik sana!"
"Kayaknya ga bisa deng. Soalnya bakal deras banget hujannya." Lynda berbalik. "Kak Elard bawa jas hujan?" Lelaki itu menggeleng
"Biarin aja elah. Dia kan cowo, biasanya juga nerobos hujan." Sejujurnya, Lio sudah gedeg melihat wajah Elard. Ga tau tapi ngeselin aja mukanya. Lio ga suka.
"Gua nginep aja." Ujar Elard
"Itu lebih baik sih, dari pada kakak merobos hujan nanti malah sakit jadi." Sahut Lynda
"Sebentar ya, aku nyari selimut tambahan dulu." Pamit Lynda
Kini tinggal kedua pemuda yang saling melempar yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAD Over HEELS [BL]
JugendliteraturAdelio itu cowok yang pekerja keras. Sangking bekerja kerasnya dia sampai di kejar-kejar rentenir. Bukan dia yang utang tapi kedua orang tuanya. Akibatnya, dia harus menanggung semua hutang kedua orang tuanya yang telah meninggal. Sekolah-kerja-pul...