13

3.4K 234 8
                                    

◇◇◇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◇◇◇

Tak ada suasana tenang selain malam. Tubuh tegap itu bersandar pada pembatas balkon, di sela kedua jarinya terhimpit sebatang rokok untuk menemani malamnya. Tangannya merogoh saku celana saat benda berbentuk persegi itu bergetar.

"Apa?"

"Where are your manners, son?"

"Kenapa menelepon?"

"Memangnya tidak boleh Papa menelepon anaknya sendiri? Ada-ada aja kamu. Sudah pulang kan?"

Elard berdeham sebagai jawaban. Elard bisa mendengar jelas jika di seberang Dominic tengah berdecak malas.

"Papa sudah bilang bukan segera pulang, mengapa baru pulang sekarang? Bahkan kamu ngak anterin Papa ke bandara." Kesal Dominic

"I forgot that. Papa bukan anak TK yang harus di antar." Elard mengabaikan ocehan Dominic di seberang sana. Tanpa sengaja tatapannya jatuh pada sosok yang baru saja keluar dari pintu rumahnya, berjalan menuju gerbang.

"Kau dengar?"

"Ya." Balas Elard asal.

"Coba kamu ulangi ucapanku?" Tak ada sahutan dari Elard. "Sudah ku duga kamu gak dengerin Papa."

"Kenapa tidak memberitahu?"

"Tentang apa?" Balas Dominic

"Orang yang menggantikan Pak Tono." Kata Elard diselingi menghisap rokok miliknya

"Itu salahmu. Papa ingin membicarakan tentang ini tapi kamu dengan sialannya melanggar perintah ku. Oh ya, dia satu sekolah dengan mu." Jelas Dominic

"I know."

"Then? if you already know why ask me. Hah, berbicara padamu memang tidak pernah benar." Dominic mematikan sambungan telepon secara sepihak karena dongkal dengan sikap putranya itu

"Well, this is a bit of fun." Elard membuang putung rokoknya ke lantai dan menginjaknya hingga mati.

***

Lio tersentak kaget melihat rumahnya yang berantakan. Bukan seperti hari itu, kali ini rumahnya berantakan oleh alat masak berserakan di lantai dengan kedua pelaku yang tak sadar akan kehadirannya.

"Kalian ngapain?"

Kedua perempuan itu menoleh memberikan senyuman manis.

"Ah ternyata abang udah pulang." Ucap Lynda mengusap tekuknya.

"Hehe kita lagi nyoba-nyoba bang, soalnya Lynda udah mutusin buat bantuin bang Lio cari uang dengan berjualan." Kata Dara, teman Lynda

HEAD Over HEELS [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang