18

1.3K 129 4
                                    

Alooo para pembaca ku eaaaa
Ada yang kangen ga nih sama aku atau cerita lio sama elard tepatnya. Hayoloh penasaran kan sama ceritanya kek mana?
Aku tu suka lupa kalo aku ada cerita. Aku terlalu nyaman sama diri sendiri sih lupa deh.

Makasih loh yang udh mau nunggu cerita ini. Aww aww aww terhura deh.

Btw ga mau basi-basi nya ya, udh basi soalnya.

Happy reading guys, bawa enjoy ya.

And, im sorry guys,,

****

⚠️BANYAK TYPO⚠️

^^^^^


Sebuah mobil terparkir apik tak jauh dari tempat bertuliskan pemakaman itu. Seorang lelaki dengan kemeja hitam nya berjalan mendekat ke arah gundukan tanah yang di sekitarnya sudah di tumbuhi oleh beberapa tanaman liar namun tidak dengan tengahnya. Mata tajam itu menatap kosong ke arah bawahnya, sebelum berjongkok menaburkan bunga di atasnya. Walau, sebelum ia datang, makan itu sudah penuh dengan bunga. Ia yakin pelakunya tak lain adalah ayahnya.

"Yah setidaknya orang tua itu tidak lupa dengan Mama." Gumangnya

""how is it there love? Aku merindukanmu." Ucapnya dengan senyum hangat

"Tak disangka sudah begitu lama ya. Yah, ku harap Mama bisa tenang disana. I love u, always. "

Elard berdiri, ia menatap sebentar makam sosok yang begitu ia cintai sebelum berjalan menjauh. Ya, hanya itu saja yang ia katakan saat datang ke pemakaman. Ia tak begitu banyak bercerita dengan makam yang bahkan tak bisa menjawab perkataannya.

^^^

Waktu berjalan begitu cepat. Seperti biasa, Lio berangkat pagi-pagi menuju kediaman elard. Dengan tas berisi seragam sekolahnya, ia mengayuh pedal sepedanya. Menembus embun pagi yang menerpa wajahnya. Terasa dingin.

Ia membelokkan sepeda nya memasuki rumah bergaya Eropa itu. "Pagi pak." Sapanya pada sang satpam

"Pagi juga mas,walah rajin bener ya." Lio hanya tertawa. "Mau gimana lagi pak."

"Ga mau pake motor aja mas? Ga cape pake sepeda?" Tanya Pak Rohim

"Pake sepeda aja pak, sehat. Hitung-hitung olahraga."

Bohong jika Lio menganggap itu sebagai olahraga, nyatanya ia kelelahan harus mengayuh sepedanya agar sampai di tempat kerja. Apalagi jarak nya lumayan. Tapi, mau bagaimana lagi, kebutuhan Lio terlalu besar hanya untuk memikirkan membeli motor. Lebih baik uang nya ia tabung untuk melunasi hutang kedua orangtuanya.

Memang siapa yang mau hidup dengan hutang yang membelenggu? Tidak ada.

"Ya sudah pak, saya masuk duluan."

"Oh iya mas, silahkan."

"Oh kamu sudah datang?" Sapa Bi Asna menyadari kedatangan Lio. Lio mengangguk. Ia menaruh tasnya di atas meja dekat dapur. Ia menyalami Bi Asna.

"Lio mau bersihin dulu ya."

"Eh tunggu, Bibi boleh minta tolong ?"

Dahi Lio mengernyit, "Minta tolong apa Bi?"

"Itu tolong bangunkan Aden, sekalian bersihkan kamarnya. Soalnya maid yang bertugas untuk kamar Aden hari ini izin untuk beberapa hari kedepan. Putranya sedang sakit." Jelas Bi Asna

HEAD Over HEELS [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang