21

2.4K 169 6
                                    

⚠️banyak typo⚠️

○○○♤○○○

Lio berjalan dengan lesu menuju rumahnya. Dibuka pintu kayu rapuh itu perlahan. Ia masuk dan langsung di suguhi punggung adiknya yang entah sedang apa membelakanginya.

"Dek?" Panggilnya pelan

"Eh, abang ternyata udah pulang." Dengan wajah berseri, Lynda menyambut kedatangan kakaknya. Namun melihat wajah kakanya yang begitu lelah ia mengubah mimik wajahnya menjadi khawatir. "Abang gapapa 'kan?"

Lio berdeham. Ia duduk di sofa usang itu. Menyadarkan kepalanya.

"Lho, sepeda Abang mana ?" Tanya Lynda saat ingin menutup pintu namun tak mendapati sepeda kakaknya

"Rusak."

"Kok bisa?"

"Panjang ceritanya."

Tak ingin membahas lebih panjang, Lynda menyusul Lio. Ia duduk di sebelah Lio dengan wajah yang masih berseri.

Lio mengernyitkan dahinya. "Lo kenapa senyum mulu deh?"

Senyum Lynda bertambah lebar. Ia menyerahkan beberapa uang berwarna biru kepada Lio. "Ini hasil jualan ku hari ini. Lumayan Bang." Ujarnya

"Lo udah mulai jualan?" Lynda mengangguk. "Sejak kapan?"

"Baru dua hari ini."

Lio tersenyum miris. Sesibuk itu kah dirinya sampai tak mengetahui kapan sang adik memulai usahanya. Buruk sekali Lio. Harusnya ia mendukung Lynda dan memberi semangat. Namun, dirinya malah tak mengetahui apapun itu.

"Maaf."

"Kenapa Abang minta maaf?"

"Abang jauh dari kata baik sebagai kakak. Bahkan kapan lo mulai aja, gua ga tau." Ujar Lio

Lynda tersenyum, ia meraih kedua tangan kasar kakaknya. Menggenggam erat. "Abang itu abang paling buaik banget. Itu keputusan Lynda. Lynda ga mau Abang kepikiran. Abang pasti kecapean harus berangkat pagi, kerja di lanjut sekolah. Pasti cape kan. Abang aja kadang ga makan sama mandi karena kecapean. Aku ga tega."

"Makasih ya udah ngertiin Abang." Lio menarik Lynda dalam pelukannya. "Ya udah simpen aja uangnya. Siapa tau lu mau beli sesuatu, pakai uang itu aja." Lio melepaskan pelukannya

"Enggak. Ini uang buat tambahan bayar hutang Bang. Walau sedikit, lumayan kok." Tolak Lynda

"Ga perlu, biar abang yang urus hutang itu. Lu urusin aja usaha lu biar makin jalan." Ucap Lio

"T-tapi-

"Wah wah dramanya ya! Eh banyak duit tuh, mikir hutang lah." Pria berbadan besar itu berdiri diambang pintu dengan dua temannya

"Bangsat!" Lio beranjak dari duduknya. "Kalian ngapain ha?!"

"Ngapain lagi lah, utang lu pada kudu di lunasin!! Gua mau nagih utang!" Ujar pria itu

"Gua bakal bayar, tapi nggak sekarang! Gua belum gajian!!" Kesal Lio. Padahal ia sudah bilang jika perbulan ia bakal bayar dengan menunggu gajinya. Tapi, rentenir seperti mereka tidak bisa di percaya

"Sampek lu mati aja hutang itu ga bakal kebayar kalo lu nunda mulu. Sekarang mana duitnya!!" Tagihnya

"Gua bilang ga ada!" Marah Lio

Pria itu mengalihkan pandangannya pada Lynda. Lio yang mengetahui hal ia menyembunyikan tubuh Lynda. "Jangan macam-macam lo!!"

Pria itu membuat kode, dan kedua temannya segera mendekat ke arah Lio. Lio mencoba menghalangi dengan melayangkan beberapa pukulan ke mereka.

HEAD Over HEELS [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang