Rumah terasa sepi. Lynda hanya bisa memaklumi sikap kakaknya itu. Saat ini mereka tengah sarapan namun kali ini di selimuti oleh keheningan. Biasanya Lio akan membuat rumah menjadi hidup. Tapi karena kejadian semalam, Lio mendiami Lynda. Tidak menyapa atau mengajak berbicara seperti biasanya. Ini asing untuk Lynda.
Ini semua ga papa, batin Lynda terus berucap
Sampai selesai sarapan pun Lio masih tidak ingin berbicara. Lelaki itu keluar rumah tanpa berpamitan. Lynda menautkan kedua tangannya gugup.
"Ga papa Lyn. Abang mungkin masih masih tapi nanti udah balik lagi kok. Kamu harus yakin. Abang cuma butuh waktu buat maafin kamu." gumangnya menyemangati dirinya.
***
Kim menghampiri Lio saat lelaki itu baru saja masuk dalam kelas dengan wajah lesunya. Ia sangat penasaran mengapa Lio mau menerima pekerjaan itu walau ia tau jika itu bukan bidangnya. Dan, ada apa dengan wajah itu?
"Yo, lo kenapa dah? Aneh banget. Tadi malam tiba-tiba telpon terus seenaknya matiin gitu aja."
Lio memutar bola matanya malas. "Lo udah urus kan tentang yang gue minta tadi malam?"
Dahi Kim mengerut. "Ga nyambung lo. Gue nanya lo kenapa malah balik nanya lagi."
"Gue lagi pusing Kim. Lo jangan banyak bacot dulu. " Balas Lio berjalan menuju bangkunya.
"Itu anak kenapa?" Kim terkejut tiba-tiba Novan datang dan berbicara tepat di sebelah telinganya.
"Novan anjing! Kaget gue. Lagian lo kek setan aja tiba-tiba nongol!" Kim memukul lengan Novan sebab terlanjur kesal.
"Sakit bego!"
"Bodo amat!"
Kim menghampiri Lio yang tengah menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan. Ia menoleh menatap Novan dengan pandangan bertanya. Novan mengedikkan bahu tak tahu.
Kim berdecak. "Lo butuh uang banget? Gue bisa pinjamin kok. Tabungan gue masih ada saldo."
Lio menegakkan tubuhnya lalu mendengus kasar. Ia menatap kedua temannya secara bergantian.
"Kalau itu ga suah ditanya juga lo tahu gue butuh banget tapi bukan masalab itu kali ini. Gue gagal. " Ucapnya
Kim dan Novan hanya diam mendengarkan. Mereka menunggu sampai Lio menjelaskan permasalahannya. Sebab, sekarang yang Lio butuhkan adalah sosok pendengar.
"Gue gagal. Lynda bohongin gue selama ini. Dia, kerja."
"Lo udah tau?" Lio menatap Novan penuh tanya. Ia tengah mencerna ucapan Novan.
"Gue udah tau. Gu—
Belum sempat Novan melanjutkan ucapnnya, bogeman mentah dari Lio ia terima. Ia menatap Lio terkejut.
"Kenapa lo ga bilang sama gue, bangsat!" Lagi, Lio memukul wajah Novan. Ia tak habis pikir dengan Novan. Novan sudah tau jika dirinya tak menyukai jika Lynda bekerja. Namun, lelaki malah menyembunyikan setelah mengetahui hal itu dari awal.
Perkelahian tak bisa dihindari lagi saat Novan juga membalas pukulan dari Lio.
"Stop!!" Kim dan beberapa teman kelasnya mencoba melerai namun gagal.
Orang-orang yang berada di kelas nampak terkejut melihat adegan kedua sahabat itu saling pukul satu sama lain. Hal yang menurut mereka sangat jarang dilihat. Pasalnya, kedua sahabat itu jarang bertengkar malah tidak pernah. Paling cuma adu mulut. Dan itu dikarenakan hal sepele.
Lio mengatur nafasnya saat ia terjatuh setelah menabrak meja. Keadaan sudah tak kondusif lagi. Keduanya di liputi amarah. Lio yang marah karena Novan tak jujur padanya dan Novan marah akan keras kepala serta egoisnya Lio.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAD Over HEELS [BL]
Teen FictionAdelio itu cowok yang pekerja keras. Sangking bekerja kerasnya dia sampai di kejar-kejar rentenir. Bukan dia yang utang tapi kedua orang tuanya. Akibatnya, dia harus menanggung semua hutang kedua orang tuanya yang telah meninggal. Sekolah-kerja-pul...