20

1.7K 120 5
                                    

"Lo tau ga si, gua lama-lama kesel anjir sama si Lio. Masa gua telepon ga diangkat-angkat. Diajak main juga ga mau. Alasannya kerja,kerja, kerja mulu. Apa gua suruh temen Mami buat mecat Lio ya?"

Kim mengaduh kesakitan saat kepalanya di jitak oleh Novan. "Ngawur lo!"

"Ya abisnya gua kesel, semenjak dia kerja sama temen Mami, Lio gada waktu buat kita. Masa gua main sama lo mulu si? Mana lo usah ada pacar juga kan? Kalian ninggalin gue!" Keluh kesah Kim

Perempuan itu memang kesepian. Walau perempuan itu terlihat akrab dengan siapa saja. Kim seorang anak tunggal dengan sang Mami yang selalu sibuk akan pekerjaannya. Walau sang Mami begitu sibuk dengan pekerjaannya, Kim memaklumi hal itu. Sebab Mami orangtua tunggal. Yang harus membagi waktu kerja serta menemaninya. Dan itu bukan hal yang mudah.

Kim hanya ingin menghilangkan rasa kesepian di hidupnya. Yaitu mengganggu kehidupan kedua sahabatnya.

"Btw, lo tau sekarang Lio dimana ? Tumben banget itu anak ga masuk sekolah." Ujar Kim

"Mana gua tahu. Lo sendiri kan yang bilang kalo Lio susah buat di hubungi?" Kim mendengus mendengar jawaban Novan yang tak memuaskannya.

Kim merapikan buku ulangan yang berada dalam pelukannya. Sedikit kesusahan. "Bantuin gua bawa dong Pan."

"Si anjing. Lo cuma bawa 6 buku anjir sedangkan gua sisanya! Masih minta gua yang bawa ?" Sewot Novan

"Ya mana gua tahu kalo bukunya segede gaban gini. Kalo tahu gini mending ga mau ngajuin diri buat bantuin lampu taman. Berat anjir." Gerutu Kim

Novan memutar bolamatanya malas"Makanya ga usah sok-sok an!"

Kim mendengus. "Gua pikir cuma buku biasa ga taunya bukunya setebal iman gua."

"Bacot!"

Kim menyesal. Ini terakhir kalinya ia menawarkan bantuan pada guru. Ia pikir bisa terbebas dari nyanyian lagu tidur dari Pak Darto, tidak taunya sama saja tertekannya.

Untung saja saat ini kegiatan kbm, jadi para siswa tak ada yang melihat tingkah mereka.

Kim mengalihkan tatapannya pada gerbang sekolah, dimana ia mendengar suara deruman knalpot motor. Ia tersenyum bisa melihat para most wanted dengan leluasa. Kapan lagi coba?Sedangkan biasanya ia harus berebut dengan siswi caper.

Cewek itu menfokuskan penglihatannya setelah menatap sosok yang di kenalnya tengah duduk anteng di salah satu jok motor para cowok tampan idolanya.

"Anjing! Beneran Lio!" Gumangnya saat para most wanted itu turun dari motor dan melepas helm mereka masing-masing, tak terkecuali Lio.

Novan yang sadar jika makhluk yang bersamanya tak berada disamping nya, ia menghentikan langkahnya. Menatap Kim yang bengong. Lelaki itu berdecak kesal.

"Ngapain si?! Cepet anjir, berat ini bego!" Pekik Novan. Gimana ga kesel coba? Kelas nya itu terdiri dari 28 siswa. Sedangkan Kim hanya membawa 6 buku saja, sisanya dirinya.

Kim yang tersadar langsung berjalan cepat menghampiri Novan. "Pan, lihat anjir ke lapangan!"

"Ngapain co? Kita udah di tunggu, lu mau kena hukuman si lampu taman?"

"Tapi itu—

"Itu apa?"

"Ya lo jangan potong ucapan gua dong!" Kesal Kim

"Ya apa?!"

"Itu si Lio berangkat bareng Kak Elard the gang!" Tunjuk Kim dengan dagunya, mengarah ke lapangan dimana Elard beserta teman-temannya tengah di hukum oleh guru BK.
"Anj—

HEAD Over HEELS [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang