Bab 22

3.6K 253 1
                                    

"Lebih mudah memberitahu master jika kita berdekatan" kata buah kecil saat ia sudah berdiri di sampingku.

"Imutnya" seruku.

'Nenek kejam sekali membuat senjata dari roh anak kecil imut seperti ini' batinku.

Aku tak mungkin mencela nenek secara langsung,bisa-bisa aku terkena jitakan dari nenek.
Jitakan nenek itu sangat sakit.

"Umurnya sudah 500 tahun lebih,jangan menganggap dia hanya anak kecil" ucap nenek sambil memelototi ku.

Aku menyengir mendengar ucapan nenek,sepertinya nenek tau suara batinku.

"Umurku sudah 543 tahun master" sahut buah kecil tiba-tiba.

"Waahhh...benarkah?!"

"Tapi kenapa kamu masih sangat imut?!" ucapku sambil mencubit pipinya yang gembul.

"Salam master,maafkan saya karena tidak pandai berbahasa Indonesia sebelumnya"

"Eh,bagaimana kamu bisa berbahasa Indonesia sekarang?! tanyaku dengan heran,saat bunga kecil menyapa.

Sebelum bunga kecil menjawab,nenek menyela pembicaraanku.

"Sudah-sudah,jangan buang-buang waktu"

"Bunga kecil,cepat bawa kami masuk kedalam kalung itu"

"Dan kamu buah kecil,jika kamu ingin berguna untuk mastermu kamu juga harus ikut berlatih"

"Mastermu sangat lemah dan hanya bisa mengandalkan mu untuk menjaganya"

Buah kecil yang semula tertunduk lesu segera bersemangat mendengar ucapan nenek.

"Baik grandmaster,saya akan giat berlatih"

Aku sudah menduga nenek akan segera mengajariku,tapi tidak kusangka akan secepat ini.

Aku ingin protes,tapi sebelum aku bersuara kulihat kamarku mendadak berganti hamparan rumput yang luas.

"Ciih..hanya seperti ini isinya"

"Kukira ada benda spesial apa sehingga aku tidak boleh memeriksanya" ejek nenekku saat melihat disini hanya ada hamparan rumput.

"Maaf grandmaster,itu perintah dari pemilik sebelumnya" jawab bunga kecil dengan sopan.

"Baiklah,kurasa ini cukup berguna untuk cucuku jadi aku akan memaafkannya"

"Via jangan bengong saja disana"

"Untuk pemanasan buruan kamu lari keliling lapangan ini,jangan protes karena sudah malam"

"Disini,waktunya berjalan 10 kali lebih cepat daripada di luar,masih cukup banyak waktu untuk berlatih"

"Jika kamu lelah minum ramuan yang ada didalam kantong ini"
nenek memberi perintah sambil menyodorkan sebuah kantong usang kepadaku.

"Itu kantong ruang,didalamnya juga ada buku bahasa China kamu harus mempelajarinya saat berlari"

"Sangat memalukan jika tuan tidak bisa memahami bawahannya"

Aku ingin protes tapi nenek sangat benar.

"Bunga kecil awasi master mu dan bantu dia untuk belajar"

"Baik grandmaster"

Setelah nenek selesai memberi instruksi nenek pergi dengan buah kecil.

Aku sama sekali masih belum terbiasa dengan semua ini.
Itu membuatku sangat syok saat melihatnya.

Kejadian-kejadian yang biasanya hanya ku baca dalam novel,sekarang bisa ku alami secara nyata.
Untungnya otakku bisa tetap waras meskipun sudah banyak melihat kejadian diluar nalar.

"Master jangan melamun,segera berlarilah dan mulai baca buku mu"

"Aku akan ikut berlari dengan master dan membantu master belajar"

Aku mengangguk menanggapi ucapan bunga kecil.

Sangat tidak nyaman membaca buku sambil berlarian.
Tetapi nenek sudah memberi perintah bahkan sudah menyuruh bunga kecil untuk mengawasi ku.
Aku tidak berani bermain-main jika nenek sudah serius.
.
.
.
.
.
Kedepannya akan diusahakan update 2 bab setiap hari.
Mohon untuk sabar menunggu.
Terima kasih 🙏🙏

Aku hanya suka kaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang