Bab 24

452 30 0
                                    

Sejak insiden aku yang mengundang para anak jalanan itu.
Para pembantu dirumah ini secara terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya padaku.

Dan tentunya Lita akan tetap berpura-pura baik,yang membuat citranya terlihat semakin baik dimata para pelayan itu.

Sejujurnya aku tidak begitu peduli mereka membicarakan apa tentangku.
Tapi jika mereka mulai bermain-main denganku,tentu saja aku akan membalas perbuatan mereka.

Misalnya,memasukkan obat penambah nafsu makan di makanan mereka.

Aku sangat prihatin melihat tubuh mereka yang kurus.
Padahal mereka harus bekerja hampir 24 jam setiap harinya gara-gara ulah Lita.

Jadi,aku diam-diam rutin memasukkan obat ke makanan mereka setiap harinya.
Dan aku merasa bangga akan usahaku.

Hanya dalam waktu satu minggu,tubuh mereka sudah terlihat semakin berisi.
Orang tua mereka pasti merasa lega anak mereka hidup nyaman disini.

Sayangnya mereka masih saja bersikap buruk kepadaku.
Bahkan kemarin ada salah satu pembantu yang mencoba memfitnah ku.

Beruntung bunga kecil merekam aksinya.
Termasuk rekaman saat ia mengobrol bersama Lita.
Aku jadi bisa dengan mudah membantah tuduhannya.

Sayang sekali setelah melihat rekaman itu,bukannya meminta maaf pembantu itu malah menuduhku yang tidak-tidak.
Padahal karena rekaman itu nyawanya dan majikannya diperpanjang.

Untuk saat ini aku harus puas hanya dengan menampar Lita dan pembantu kesayangannya itu.

***
"Tolong percayakan pekerjaan kotor itu kepadaku" ucap Damar dengan tatapan serius.

Aku menatap Damar dengan tajam.

"Kesampingkan soal itu,aku sangat penasaran bagaimana kau tau aku ada disini?!"

"Apa kau memata-matai ku?!" tanyaku penuh selidik.

"Anggap saja begitu" jawab Damar.

Mendengar jawabannya yang begitu santai,membuatku sedikit jengkel dengannya.

"Jangan marah,aku hanya ingin membantu mu" ucap Damar kemudian.

"Mana ada orang yang dimata-matai tidak marah" seruku kesal.

"Aku hanya mengkhawatirkan mu,apalagi keluarga mu sekarang tidak bersama mu"

Ada perasaan sakit di hatiku ketika Damar membicarakan keluargaku.

Seharusnya mereka sudah baik-baik saja,apalagi mereka dalam perawatan bunga kecil.
Tapi entah kenapa mereka belum juga bangun sampai sekarang.

Saat aku tengah bersedih tiba-tiba tangan hangat merengkuh tubuhku.
Sejenak aku merasakan kenyamanan yang familiar.

Tapi segera aku tersadar dan segera mendorong Damar yang tengah memelukku.

"Jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan" seruku.

"Oke" jawab Damar singkat.

Daripada aku semakin jengkel berduaan dengan Damar,aku memilih untuk segera pergi.
Bergegas untuk menyerang markas Black Horse.

Tetapi saat melihatku yang hendak pergi tiba-tiba Damar menarik tanganku.

"Apa lagi?!" bentak ku.

Tanpa mengucap satu patah kata,Damar hanya menunjuk mobil yang baru saja lewat.

Setelah mobil itu sudah pergi jauh,mobil-mobil lain segera berhamburan keluar dari markas Black Horse.

"Kenapa mereka tiba-tiba pergi?!"
.
.
.
Terimakasih sudah membaca..😊

Aku hanya suka kaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang