Bab 7

932 91 2
                                    

"Master,saya sudah menemukan informasi tentang ibu anda"

Saat aku hendak tidur,bunga kecil memberitahuku jika dia sudah menemukan informasi ibu.
Rasa kantukku seketika sirna.

Aku segera pergi masuk ke dalam kalungku.
Aku ingin secepatnya mengetahui kebenaran tentang ibu.

Setelah melihatku datang,bunga kecil segera menyapa dan memberiku setumpuk kertas.

"Apa buah kecil ada di gua naga?"

"Benar master"

Aku ingin pergi ke gua untuk menemui buah kecil.
Tetapi tiba-tiba bunga kecil merasakan jika akan ada orang yang datang ke kamarku.

Dengan terpaksa aku menunda membaca laporannya dan meminta bunga kecil untuk menyimpannya kembali.
Kemudian aku buru-buru kembali ke kamarku dan pura-pura tertidur.

" Ckreak "

suara pintu kamarku dibuka dan terdengar suara langkah kaki mendatangiku.
Dari langkah kakinya kurasa itu bukan ibu.
Itu membuatku sedikit waspada.

Setelah orang itu di dekatku.
Orang itu kemudian mengelus rambutku tanpa mengucap satu patah katapun.
Tak berapa lama terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru yang menyusul.

"Kenapa kau datang ke kamar Aileen terlebih dahulu?"

'Itu suara ibu' batinku.

"Apa anak itu dan adikmu lebih penting daripada aku,istrimu?"

"Bisakah kau pelankan suaramu,Aileen akan terbangun nanti"

'ini sepertinya suara ayah Aileen' batinku lagi.

"Apa kau tak peduli sedikitpun denganku?" bentak ibu.

"Setiap kali kau pulang,kau hanya akan menengok Aileen dan pergi lagi"

"Dia bahkan bukan putrimu"

Setelah mengucapkan itu,aku mendengar ibu yang mulai menangis.

"Aku sangat peduli padamu,tapi aku mohon tolong bersabarlah sebentar"

"Setelah aku membalaskan dendam adikku,aku berjanji akan selalu menemanimu"

"Kau selalu saja berkata begitu"

"Kau tahu,adik mu saja bahkan tidak peduli dengan apa yang kau lakukan" ucap ibu dengan terisak.

Aku terkejut ternyata dugaanku benar,tapi apa hubungannya dengan bibi.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di kepalaku.

Tapi saat ini,aku sangat penasaran dengan rupa ayah Aileen.
Dengan perlahan,aku membuka mataku dan mulai mengerjap untuk membiasakan cahaya yang masuk kedalam mataku.

Karena Aileen takut tidur sendiri,ibunya membiarkan lampu kamarnya tetap menyala.

"Ibu.." ucapku lirih.

Ibu yang tadinya akan berteriak pada ayah segera menatap tajam ke arahku.
Ayah Aileen yang sadar,juga ikut menatapku.

"Kenapa Aileen terbangun,ayah terlalu berisik ya??" ucap ayah dengan lembut.

Aku cukup terkejut melihat ayah Aileen.
Tak kusangka badan ayah Aileen sangat besar,badannya persis seperti atlet binaraga.

Aku segera bangun dan bersembunyi dibelakang ibu.
Tentu saja aku hanya pura-pura takut.

"Ibu,Aileen takut"

Aileen tidak pernah bertemu dengan ayahnya,jadi ini baru pertama kali aku melihatnya.
Ibu segera mengusap air matanya dan menggendongku.

"Aileen pasti terkejut melihat mu,ini kan kali pertama Aileen bertemu dengan mu" ucap ibu pada ayah.

Ibu kemudian mendekatkan aku pada ayah.

"Jangan takut,dia adalah ayah mu"

"Meskipun badannya besar,dia tidak akan memukul seperti bibimu"

"Benarkah?" tanyaku pada ibu.

"Tentu saja,aku kan ayah mu" sahut ayah sambil tersenyum menatapku.

"Apa bibi selalu memukuli mu?" tanya ayah kemudian.

Aku pura-pura takut dan menatap ibu.
Kemudian ayah juga menatap kearah ibu untuk meminta penjelasan.
Sayangnya,bukannya menjawab ibu malah menyuruhku untuk segera tidur.

"Ini sudah malam,Aileen tidur sekarang ya?" ucap ibu dengan lembut.

Dengan terpaksa aku mengangguk.
Ibu lalu membaringkan ku dan menyuruhku untuk tidur kembali.

Setelah aku menutup mata dan berpura-pura tidur,ibu segera mengajak ayah pergi.
Agak disayangkan hanya berakhir seperti ini.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca...😊

Aku hanya suka kaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang