Bab 43

1.9K 160 0
                                    

Kulihat teman-temanku sangat keheranan mendengar ideku.

"Aku ingin membuat nametag yang mewah" kataku.

"Tapi kenapa harus nametag?" tanya Lily keheranan.

"Nametag kan bisa cocok untuk cewek maupun cowok" jawabku.

"Jika kita juga mencetak nama mereka,aku yakin mereka akan merasa kita tulus mengapresiasi mereka" lanjut ku.

"Boleh juga idenya" ucap Rose.

"Aku setuju" jawab Jasmine dan Lily.

"Bagaimana dengan desainnya?" tanya Rose kemudian.

"Entah,pokoknya aku ingin yang simpel tapi elegan dan terlihat mewah" jawabku.

"Jadi bisa dibanggakan jika dipakai" tambahku.

"Bagaimana jika kita membuatnya dari emas" usul Lily.

"Itu terlalu berlebihan,kita tidak punya uang sebanyak itu" ucap Jasmine.

"Benar,kita juga tidak hanya memberi pada satu atau dua anak tapi seluruh sekolah" seru ku.

"Kenapa seluruh sekolah?" tanya Lily kebingungan.

"Karena yang menghujat kita itu satu sekolah" jelas Rose.

Lily segera mengangguk mendengar ucapan Rose.

Setelah berdiskusi panjang kami memutuskan untuk membuat nametag dari marmer dan hiasannya terbuat dari emas.

"Bagaimana jika kita juga menulis tanda tangan kita dibelakang nametag nya" seru Rose.

"Untuk apa?" tanyaku kebingungan.

"Sebagai tanda jika kita yang membuatnya" jawab Rose.

"Supaya tidak dipalsukan juga" tambah Jasmine.

Aku segera mengangguk setuju mendengar penjelasan mereka.

***
Tak terasa kami berdiskusi hingga larut malam.
Kami segera berganti memakai piyama untuk tidur.

Sayangnya kasurku tidak muat untuk berempat jadi aku menyuruh salah satu dari mereka tidur bersamaku dan dua lainnya tidur dikamar tamu yang ada di sebelah kamarku.

Setelah berdebat sebentar akhirnya Lily dan Rose mau mengalah untuk tidur dikamar tamu.

Sebelum Lily dan Rose pergi, Jasmine membisikkan sesuatu kepada mereka berdua.
Kemudian mereka pergi dengan gembira.

Aku sangat penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.
Aku sudah berkali-kali mendesak Jasmine untuk bercerita tetapi dia tetap saja bungkam.
Akhirnya aku hanya bisa menyerah.

***
"Bagaimana kabar kakak mu?" tanyaku pada Jasmine.

"Cukup baik menurutku,tumben kamu menanyakan dia"

"Kamu tidak sedang meneleponnya kan?" tanyaku menyelidik.

"Ini sudah malam,dia pasti sudah tidur" jawab Jasmine.

Benar juga,sekarang memang sudah tengah malam.
Kemudian aku mengeluh pada Jasmine.
Tentang kakaknya yang tidak menghubungiku sama sekali sejak pertunangan.

"Kau kangen pada kakakku?" tanya Jasmine menggodaku.

"Tidak juga,aku hanya merasa dia tidak bertanggung jawab"

"Aku jadi curiga dia hanya main-main denganku" ucapku kesal.

"Tidak mungkin,dia sangat bekerja keras untuk memenuhi permintaan mu"

"Iya-iya,aku percaya" jawabku asal-asalan.

Setelah berbincang sedikit kami jatuh tertidur.

***
Hari ini sekolah libur karena tanggal merah.
Setelah selesai sarapan kami mendiskusikan tentang dimana kita akan membuat nametag nya.

"Bagaimana jika aku menyuruh kakakku mencarikannya" usul Jasmine.

"Bukankah kakakmu sedang sangat sibuk?!" tanyaku sedikit khawatir.

Mereka bukannya menjawab mereka malah menertawai ku.

Tanpa kusadari Didi sedang berjalan mendekat ke arahku.
Saat sudah di sampingku dia tiba-tiba mencium ku lagi dan itu tepat di ujung bibirku.
Aku sangat terkejut dibuatnya.

"Didi,kenapa kamu menciumku?" tanyaku dengan marah.

"Aku hanya menyapa sebelum aku pergi keluar" ucapnya dengan santai sambil berjalan keluar rumah.

Suasana menjadi hening sejenak.
Aku menjadi sangat takut dengan sikap Didi.
Aku memang bisa menghajarnya tapi dia adikku sekarang.
Aku tidak bisa bertindak kasar pada adikku.

"Apa sebaiknya aku pindah rumah saja ya?"
.
.
.
Terimakasih sudah membaca...😊

Aku hanya suka kaburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang